SOLOPOS.COM - Para siswa mendapat penjelasan guru seusai ujian sekolah di SDN 2 Musuk, Sambirejo, Sragen, Rabu (20/4/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Teknologi pemetaan digital berkembang begitu pesat. Sekarang, untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat yang tidak diketahui alamatnya, cukup buka aplikasi peta digital, yang paling populer adalah Google Maps.

Hampir semua tempat publik sudah terdaftar di sana. Termasuk pula sekolah-sekolah. Tapi di Sragen, ternyata ada sekolah yang tidak populer di Google sehingga tidak masuk Google Maps. Sekolah itu adalah SDN 2 Musuk yang berada di daerah perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar, tepatnya di Dukuh Musuk, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baru tahun lalu SDN 2 Musuk masuk dalam peta digital Google. Hal itu terjadi setelah para guru di SD itu itu menggunakan aplikasi presensi daring alias online, yakni Sistem Aplikasi Kehadiran Sukowati (Sakti) Sragen.

SDN 2 Musuk bisa dibilang sulit dijangkau dibandingkan SDN lain di Sragen. Akses utama menuju SDN 2 Musuk harus melewati jembatan gantung sepanjang 20 meter dengan lebar 1 meter yang membentang di Sungai Kenatan. Akses utama itu hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Jaraknya sekitar 2 km dari Balai Desa Musuk.

Baca Juga: SDN 1 Gondang Sragen Kembangkan Kurikulum Tatah Sungging, Apa Itu?

“Untuk kendaraan roda empat harus memutar lewat Pasar Pelang Jenawi sejauh 5 km atau lewat jalur alternatif di wilayah Desa Kadipiro, Sambirejo, tapi melewatu hutan jati. Para siswanya hanya dari sekitar Dukuh Musuk saja, jadi mereka jalan kaki. Kalau gurunya jauh-jauh, ada yang dari Sragen, Jenawi, Blimbing, Sambirejo, dan sekitar Musuk,” ujar Kepala SDN 2 Musuk, Indah Tarwo Sri, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (20/4/2022).

Indah menerangkan sekolahnya dulu memang belum terdeteksi di Google Maps. Setelah ada aplikasi presensi Sakti dari Pemkab Sragen, barulah sekolahnya terdata di Google Maps.

Seorang guru SDN 2 Musuk asal Kecamatan Sragen, Novita, mengaku pada awal-awal bertugas, sekitar 2019, kesulitan mencari lokasi sekolah. Dia sempat menyasar ke SDN 3 Musuk.

“Sekarang sudah hafal. Cuma ada guru yang masih takut melewati jembatan gantung itu karena goyang-goyang. Saat saya berani lewat jembatan itu, ada guru yang heran kok berani. Kalau enggak terbiasa enggak berani lewat jembatan itu,” ujar Novita.

Baca Juga: 507 Sekolah di Sragen Belum Ramah Anak, Ini Penyebabnya

Jembatan gantung itu menghubungkan Dukuh Musuk dan Dukuh Kalipucang. Meski lokasinya terpencil, SDN 2 Musuk memiliki banyak siswa berprestasi, seperti juara I lomba catur tingkat kabupaten, juara lomba Tilawatil Quran, dan juara pertandingan sepak bola mini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya