SOLOPOS.COM - Ilustrasi armada taksi konvensional. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO — Dampak pandemi Covid-19 cukup dirasakan sejumlah sopir taksi konvensional yang berada di Kota Solo, Jawa Tengah. Akibat pandemi, mereka terpaksa harus bekerja ekstra. Jika tidak, mereka akan pulang dengan tangan kosong.

Keadaan miris tersebut diceritakan oleh Anwar Sanusi, salah seorang sopir taksi konvensional di Kota Solo. Bapak lima anak ini mengatakan sejak pandemi Covid-19 melanda, dirinya harus berusaha lebih keras agar bisa menggaet penumpang.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Macam-macam saya lakukan. Salah satunya memperpanjang masa kerja. Jadi yang biasanya pulang agak sore, sejak pandemi, harus pulang malam,” ungkapnya saat diwawancarai Solopos.com di Jl Adisucipto, Sabtu (12/3/2022).

Baca juga: Kombes Sebut 15% Keluarga di Kota Solo Dikepalai Perempuan

Selain itu, kata Anwar, dirinya juga kadang membagikan nomor HP pribadi kepada penumpang. Hal ini dimaksudkan agar jika sewaktu-waktu membutuhkan taksi, penumpang bisa langsung menghubunginya.

Pria berusia 65 tahun itu mengaku pernah ditawari menggunakan sistem online. Namun hal itu ditolak karena merasa tidak mampu.

“Saya sebenarnya juga pernah ditawari menggunakan sistem online. Namun saya tolak. Karena saya sudah tua. Pikiran saya sudah tidak nyambung dengan teknologi-teknologi sekarang ini,” jelasnya.

Baca juga: Bhre Naik Takhta Mangkunegaran, Paundra Healing di Jakarta

Penghasilan Menurun

Saat ditanya jumlah pendapatannya di masa pandemi, Anwar geleng-geleng kepala. Kata dia, penghasilannya tidak seberapa sejak ada Covid-19.

“Kadang saya hanya dapat Rp250.000 dalam sehari. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp125.000 saya setorkan ke bos. Sebanyak Rp75.000 untuk beli bensin. Jadi hasil bersihnya hanya sekitar Rp50.000,” ungkapnya.

Bahkan kadang kata Anwar dirinya tidak mendapatkan hasil sama sekali. “Pernah saya hanya mendapatkan uang Rp200.000. Itu pun habis untuk setoran dan uang bensin,” jelasnya.

Baca juga: Bhre Cakrahutomo Mualaf Demi Takhta Mangkunegaran Solo?

Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan keadaan di masa sebelum pandemi Covid-19. Kata Anwar, dalam satu hari, pendapatan bersihnya bisa mencapai Rp300.000.

“Itu sudah dipotong bensin dan uang setoran. Jadi hasilnya masih banyak. Tidak seperti sekarang,” tuturnya.

Tentunya dengan keadaan seperti sekarang, kata Anwar, dirinya harus lebih pintar mencari cara untuk menarik penumpang. “Saya akan coba berusaha terus. Misalnya memarkir kendaraan di tempat yang cukup ramai. Sehingga begitu ada yang butuh, bisa langsung memesan taksi,” ungkapnya.

Baca juga: Wisatawan Serbu Kuliner Pasar Gede Solo, Mayoritas dari Luar Daerah

Sementara, menurut Megawati Syamsiyah Emyus, salah seorang pelanggan taksi di Kota Solo, keberadaan taksi konvensional sebenarnya masih diminati oleh kelompok-kelompok tertentu. Diantaranya para bapak-bapak atau ibu-ibu yang tidak memahami aplikasi-aplikasi online.

“Jadi sebenarnya ada pasarnya sendiri. Tinggal bagaimana sopir taksi konvensional bisa lebih konsisten stay di satu tempat. Agar mudah ditemukan,” ujarnya saat diwawancarai Espos di lokasi yang sama, Sabtu (12/3/2022).

Meurut wanita yang akrab disapa Mega ini, pihaknya cukup sering naik taksi konvensional. “Termasuk saat hendak bepergian dari Jalan Adi Sucipto ke Stasiun Purwosari. Alhamdulillah, lumayan murah dan pelayananya juga nyaman,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya