SOLOPOS.COM - Ny. Karnen 41, menunjukkan percakapan pemesanan bakso fiktif melalui WhatsApp di Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Senin (1/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Raut wajah, Rasiah, 52, berubah ceria saat mendapatkan kabar pemesanan 35 porsi sate madura melalui nomor WhatsApp putranya, Sholehudin, 28, Jumat (29/10/2021) siang. Jarang sekali ia mendapatkan pesanan sebanyak itu di situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Bahkan ia sempat berniat untuk menutup usaha karena sepi.

Namun, siang itu, semangat penjual satai madura di Sragen itu seolah terkumpul kembali. Ia mendapatkan pesananan itu dari seorang yang mengaku pengurus Pondok Pesantren yang juga Panti Asuhan An-Nahl, Sragen. Pemesan mengaku bernama Deni Sumargo dengan nomor telepon 081234418130. Ia juga mengaku sudah mentransfer biaya pemesanan satainya tersebut Rp200.000.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Si pemesan juga meminta Rasiah mengirimkan pulsa dari uang kelebihan dari pembayaran yang ditransfer tersebut.

Curiga dengan permintaan si pelaku, Rasiah meminta putranya mengecek akun Facebook Panti Asuhan An-Nahl Sragen. Dari situ ia mendapatkan pengumuman tentang peringatan penipuan mengatasnamakan Ponpes. Modusnya persis seperti yang dialami Rasiah.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Pedagang di Sragen Jadi Korban, Waspadai Pesanan Makanan Fiktif

Mengetahui kabar tersebut, semangat Rasiah tiba-tiba luntur. Pedagang yang sudah 30 tahun berjualan itu mengaku kecewa karena ternyata pesanan tersebut hanya penipuan. Namun, ia juga bersyukur belum sempat mengolah ayam menjadi satai dan mengirimkannya.

“Sempat senang ada pesanan kan biasanya sepi penjualan. Ternyata penipuan,” kata dia, Senin (1/11/2021).

Dia mengaku belum sempat merugi.  Kejadian ini menjadi pelajaran buatnya agar lebih berhati-hati saat mendapat pesanan dalam jumlah banyak.

Enggan Diantar GoFood

Hal serupa dialami pedagang mi ayam dan bakso di Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Ny. Karnen 41. Ia juga mengaku mendapat pesanan 30 porsi dari nomor telepon yang sama melalui WhatsApp, Rabu (27/10/2021) pukul 16.00 WIB.

“Saya minta dia [pelaku] ambil ke sini. Terus dia meminta diantar dengan memakai biaya ongkos kirim. Saya bilang nggak bisa dan saya meminta pakai Grab atau Gofood,” kata dia.

Baca Juga: Ada SMP-nya “Tony Stark” di Sragen, Siswanya Pandai Bikin Alat Otomatis

Dia mengatakan orang yang memesan makanan tidak membalas sampai akhirnya dia mendapati kabar adanya modus penipuan yang mengatasnamakan pengurus Pondok Pesantren/ Panti Asuhan An-Nahl Sragen.

“Saya enggak percaya karena enggak kenal,” jelas Ny Karnen.

Sementara itu, Sekretaris sekaligus Bendahara Panti Asuhan An-Nahl Sragen, Dyah Suhartati, mengaku sempat didatangi banyak pedagang. Mereka adalah korban penipuan dengan modus memesan makanan dalam jumlah banyak.

“Kami pengurus berkumpul memberikan penjelasan kepada setiap pedagang bahwa tidak ada yang memesan makanan,” paparnya.

Sejumlah pedagang yang sadar melayani pemesanan fiktif akhirnya mendonasikan makanan yang telah disiapkan kepada anak-anak pondok pesantren. Salah satunya adalah 30 porsi martabak spesial.

Baca Juga: Tempat Sampah Karya 2 Siswi SMP Ini Bisa Terbuka Sendiri dan Bersuara

Dyah mengatakan pedagang martabak tersebut mengaku ikhlas memberikan makanan itu daripada tidak ada yang mengonsumsi.

Ada pula sejumlah pedagang lain yang akhirnya mendonasikan makanan tersebut kepada warga di sekitar Ponpes karena saking banyaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya