SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemberian vaksin Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 10 orang waria anggota Paguyuban Sedap Malam Sragen mengikuti vaksinasi Covid-19 massal di Pusat Pelayanan Vaksinasi Kantor Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Sragen, Selasa (24/8/2021).

Para waria itu datang ke UPTPK dipimpin Ketua Paguyuban Sedap Malam Sragen, Sri Riyanto, yang biasa disapa Mas Damen. Sebelum penyuntikan vaksin, mereka mengikuti pemeriksaan screening kesehatan yang dipimpin Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen dr. Sri Subekti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka dipanggil satu per satu sesuai dengan nama pada kartu tanda penduduk (KTP) yang semuanya bernama laki-laki. Namun, saat datang ke lokasi vaksinasi ada yang berperangai layaknya perempuan.

Baca juga: Bupati Izinkan Pihak Swasta Gelar Vaksinasi Massal di Sragen, Ini Syaratnya

Kebetulan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sragen Damai Tatag Prabawanto menjadi vaksinatornya. Damai cukup akrab dengan para waria itu karena sebagian besar waria mengenak sosok Damai seperti ibu sendiri.

Pandu Restu Aji, 19, warga Karanganyar, yang tinggal di Sanggar Sedap Malam Karangmalang, Sragen, mendapat giliran pertama setelah Mas Damen vaksin. Saat disuntik, Pandu menjerit. Ekspresinya membikin para nakes tertawa karena bukan jeritan kesakitan tetapi seperti orang dicubit kecil.

Persiapan Sebelum Divaksin

Pandu seorang mahasiswa program studi seni tari di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

Seneng banget bisa ikut vaksin. Persiapan sebelum vaksin, makan yang banyak dan minum jus. Jalani saja. Pokoknya divaksin itu enak,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa siang.

Baca juga: 21.113 Warga Miskin Tak Masuk DTKS Sragen Disasar Bantuan Sembako

Giliran vaksinasi selanjutnya adalah Dwi Setyo Utomo, 32, yang akrab dipanggil Uut. Dwi agak tenang ketika mengetahui yang menyuntik ternyata Damai yang sudah dikenalnya.

“Ternyata enggak sakit. Jadi enggak usah takut vaksin. Persiapannya hanya mental. Kalau mental lemah jadinya sakit. Sekarang ini mental saya pas kuat-kuatnya,” katanya.

Dwi sempat melihat informasi di media sosial yang katanya habis divaksin kejang-kejang. Dwi tidak termakan informasi itu karena percaya dengan Tuhan karena vaksin bisa menyehatkan tubuh.

Baca juga: Bikin Terenyuh! Ini Alasan Pegawai Puskesmas Tangen Sragen Jadi Pendonor Plasma Kovalesen

Dwi memiliki usaha rias pengantin. Selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), usaha Dwi terdampak.

“Biasanya sebulan bisa dapat 28 job. Sekarang per bulan paling hanya enam job. Sekarang sepi. Di rias masih mendingan karena masih boleh akad nikah. Kalau teman-teman pekerja seni lainnya, seperti hiburan campursari lebih parah dampaknya karena tidak ada job. Ya, kami harus sabar karena sabar itu tidak ada batasnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya