SOLOPOS.COM - Petugas Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) merestorasi arsip peta koleksi milik Museum Radya Pustaka, Solo, Rabu (24/2/2021). (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Belasan lembar naskah dan manuskrip kuno tampak ditata berjajar di sebuah ruang di Museum Radya Pustaka Solo, Rabu (24/2/2021) siang. Naskah berusia puluhan hingga ratusan tahun itu baru saja direstorasi.

Kertas warna cokelat yang sebagian pinggirannya sudah lapuk ditempel di atas kertas tisu Jepang jenis wazi atau kozo. Naskah ditempel di atas kertas tisu menggunakan cairan khusus bernama methil selulosa. Sebelum dilekatkan, petugas wajib menghitung ukuran naskah agar bahan restorasinya lebih presisi. Peta Majapahit dan naskah tulisan tangan Ronggowarsito menjadi dua dari ratusan naskah di Museum Radya Pustaka yang direstorasi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Keduanya butuh ketelitian dan ekstra hati-hati lantaran kertasnya sudah lapuk. Bahkan, Peta Majapahit yang berumur lebih dari dua abad itu bagian tengahnya sudah tak lagi menyatu. Restorator harus menyusun ulang baru menempelkannya pada kertas tisu.

Baca jugaSampul Muka Solopos Edisi Hari Batik Diganjar Silver Award IPMA 2021

“Kami tidak boleh menambah apapun pada naskah, sehingga kalau ada bagian yang hilang, ya, dibiarkan saja. Restorasi tersebut menambah usia naskah hingga 100 tahun lagi,” jelas petugas arsiparis Arsip Nasional Republik Indonesia, Muhammad Jamin, dijumpai Solopos.com, di sela aktivitasnya, Rabu.

Pada hari pertama, pihaknya berhasil merestorasi 253 lembar naskah tekstual, arsip kartografi satu lembar, dan digitalisasi 512 lembar. ANRI menargetkan restorasi dan digitalisasi pada 400 lembar naskah dan manuskrip di Museum Radya Pustaka. Restorasi menyasar naskah yang lapuk dan harus diselamatkan dari ribuan naskah yang ada di museum tertua kedua di Indonesia tersebut.

“Naskah lapuk karena kertasnya sudah lapuk, atau kena korosi tinta. Tingkat keasaman yang tinggi juga bikin naskah rusak,” ungkapnya.

Baca jugaInspiratif, 20 Perempuan Donor Plasma Konvalesen

Ribuan Naskah

Jamin mengatakan restorasi memperkuat fisik arsip di Museum Radya Pustaka sehingga bisa bertahan lebih lama. Naskah yang semula rusak saat disentuh menjadi lebih kuat saat dipegang. Petugas arsiparis lain, Tarmidi, mengatakan salah satu tantangan restorasi di museum tersebut adalah menyelamatkan tulisan tangan Ronggowarsito yang sudah berusia ratusan tahun. Bagian tepi manuskrip sudah rapuh dan beberapa di antaranya berlubang.

“Kalau naskah biasa yang tak selapuk itu, kami butuh 5 menitan, sedangkan yang sudah hampir rusak sampai 15 menit. Ada 9 lembar manuskrip milik Ronggowarsito yang kami restorasi di Museum Radya Pustaka. Ukurannya seperti kertas folio, sedangkan untuk Peta Majapahit lebih besar. Bagian tengahnya sudah patah dan sobek sehingga kami harus menyusun ulang baru direstorasi. Tapi, kami enggak boleh menambah apapun,” jelas Tarmidi.

Baca jugaDapat Dana Dari AMI, Museum Radya Pustaka Solo Segera Direvitalisasi

Ia menyebut setelah direstorasi, naskah-naskah itu tak boleh terkena sinar matahari langsung yang bisa merusak serat kertas. Pengeringan dilakukan di ruang tertutup menggunakan kipas angin. Petugas bagian manuskrip Museum Radya Pustaka, Kurnia Heniwati, menyebut ada ribuan naskah dan manuskrip yang tersimpan di museum.

Restorasi menyasar naskah yang kondisinya sangat lapuk sehingga bisa diselamatkan. “Kami mengarahkan naskah-naskah yang usianya sangat tua dan lapuk karena anggaran terbatas dari ANRI,” kata dia.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya