SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Momentum Hari Pramuka tak sekadar merekatkan hubungan antaranggota pramuka senior dan yunior. Hari Pramuka juga mendekatkan silaturahmi yang tak terputus antara dua sosok politikus Sragen yang berpisah sejak 4 Mei 2021 lalu.

Dua sosok politikus itu tak lain Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Bupati Sragen, yang sering disapa Yuni dengan Dedy Endriyatno yang biasanya dipanggil Dedy.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kehangatan silaturahmi mereka setelah berpisah ternyata masih terasa. Meski Dedy tak lagi duduk sebagai Wakil Bupati (Wabup) mendampingi Yuni, namun sebutan Pak Wakil masih menempel padanya. Kelakar-kelakar ringan antara keduanya mengalir. Saat momentum resmi penandatanganan prasasti peremian Majis Wira Bhakti yang dibangun Kwarcab Pramuka Sragen pun diselingi dengan celotehan ringan yang mengundang tawa.

Baca Juga: Sragen Sudah Jadi Zona Kuning dari Merah, Bupati Yuni Malah Tak Hepi

“Bolpoinnya kok mejen? [tak keluar tinta]” kata Yuni sambil mencoba bolpoin itu pada bagian kosong prasasti yang tak terpakai.

“Soalnya bantuan Mbak Yuni dikurangi. Kalau bantuannya utuh pasti lancar, hehehehe,” jawab Dedy saat berkelakar.

Celotehan Dedy itu membuat Yuni terrtawa yang diikuti para pejabat daerah yang mendampinginya. Dedy sebagai Ketua Kwarcab Pramuka Sragen seperti satu level dengan para pejabat daerah itu.

Baca Juga: Jadi Guru Dadakan, Bupati Yuni Ajarkan Hal Penting Ini ke Siswa

Saat momentum foto bersama pun, Yuni masih memanggil Dedy dengan sebutan Pak Wakil. Sekda Sragen Tatag Prabawanto pun sesekali masih keceplosan memanggil dengan sebutan Pak Wakil kepada Dedy. Kebetulan dalam momentum itu Wakil Bupati Sragen Suroto tak hadir.

Dedy berpisah dengan Yuni karena Dedy sudah tergantikan oleh Suroto lewat mekanisme pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020. Dedy yang juga tokoh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sragen tak mengusung calon sendiri tetapi memilih sikap abstain.

Foto Bersama

Sementara Yuni maju lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang berdampingan dengan Suroto dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Yuni-Suroto menang telah karena memang melawan kotak kosong.

Di ponsel Yuni pun masih tersimpan nama Dedy dengan sebutan Wabup. Yuni sengaja menunjukkan memori teleponnya kepada Solopos.com untuk membuktikan bahwa kata Wabup masih menempel pada nama Dedy.

Selain itu, Yuni juga mengecek nama Suroto ternyata juga ada kata Wabup. Jadi di dalam memori ponsel Yuni, ada dua Wabup. Bukti ponsel Yuni itu juga ditunjukkan ke Dedy.

Sebelum Dedy berpamitan, Yuni mengajak berfoto bersama dengan alasan pas sama-sama pakai baju pramuka. Ia berpose mesra seperti berfoto-foto saat masih berpasangan pada periode pertama memimpin Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya