Anda bisa mencari berdasar kategori
atau judul berita
Masukan kata kunci

Cerita Developer Boyolali Bangun Tegalan jadi Rumah Subsidi Kekinian

Cerita Developer Boyolali Bangun Tegalan jadi Rumah Subsidi Kekinian
author
Ika Yuniati Kamis, 18 Agustus 2022 - 14:51 WIB
share
SOLOPOS.COM - Tampilan dalam rumah subsidi di Perumahan Maritza PT Heda Karya, Kamis (11/8/2022). Kawasan ini dulunya berupa tegalan luas. (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com Stories

Solopos.com, BOYOLALI – Rata-rata rumah subsidi di Boyolali dibangun di bekas lahan luas yang dulunya berupa perkebunan atau tegalan dengan banyak tumbuhan liar. Developer kemudian ‘menyulap’ menjadi rumah modern yang kekinian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti yang dilakukan PT Heda Karya Suryagumilang. General Marketing PT Heda Karya Suryagumilang, Khiban, kemudian menceritakan perumahannya di daerah Teras, Boyolali, dibangun di atas lahan tegalan.

Dulunya daerah tersebut adalah kebun warga yang lokasinya jauh dari wilayah kota. Mereka membeli lahan di sana karena murah sehingga mudah mendapat keuntungan. Namun, harus bekerja keras untuk promosi karena lokasinya yang jauh.

Keuntungan membeli rumah subsidi di tempatnya yakni harga lebih murah, fasilitas lengkap dengan jalan aspal di depan rumah. Kompleks perumahannya dibuat kekinian dengan jalan aspal sehingga pembeli nyaman. Meskipun akses menuju ke lokasi tersebut masih minim.

Baca juga: 7.000-an Unit Rumah Subsidi akan Dibangun di Boyolali, Wilayah Mana?

Saking bagusnya, kalau sudah sampai lokasi bahkan tak akan ada yang menyangka itu bekas perkebunan. Hal itu yang membuat rumahnya mudah terjual atau gampang sold out meskipun aksesnya cukup jauh.

“Soal pembebasan lahan di Boyolali, kalau di sini, lebih ke tegalan, jadi urusannya seperti pohon dari petani misalnya pohon pisang, atau petani menanam pohon sengon. Nanti petani jual dulu pohonnya, kalo sudah baru kita proses lainnya,” ucap khiban.

Khiban menjelaskan sejauh ini pihaknya tidak ada kendala soal perizinan. “Tinggal kami bagaimana percepatan pemberkasannya, apa yang diminta dinas semuanya segera kita langkapi saya kira cepat, ketika berkas kita cepat ya jalannya juga cepat,” ucap dia.

Khiban hanya membutuhkan waktu tiga hingga empat hari untuk mengurus perizinan. Sementara, untuk proses bangun membutuhkan waktu satu hingga 1,5 bulan.

Khiban mengatakan saat ini lahan tanah di Teras masih cukup banyak, tapi harganya sudah mulai naik. Ia mengatakan ketika lahan belum ada perumahan, otomatis harga awal relatif masih terjangkau.

Baca juga: Hampir Target, Program Sejuta Rumah Per November Tembus 931.592 Unit

Namun, jika satu lahan sudah terbangun perumahan kemungkinan besar harga tanah dilokasi itu juga ikut naik.

“Ketika kita tidak cepat dalam penjualannya, tidak cepat dengan pembangunannya, pasti akan lebih di biaya operasional. Tapi kalo kedua itu bisa cepat, masih bisa untung lah ketika itu bisa diproses cepat,” ucap dia.

Pemilihan lokasi pembangunan rumah subsidi, kata Khiban, menjadi kunci utama. Misalnya ia membeli lahan di pinggiran, pasti keuntungannya lebih besar karena harga tanahnya masih rendah. Namun untuk pemasarannya cenderung lebih lama dibanding yang letaknya di keramaian.

“Sedangkan yang letaknya pusat keramaian seperti pemukiman atau industri, itu harga tanahnya pasti lebih tinggi, untungnya lebih sedikit tapi disitu lebih cepat laku nya,” kata Khiban.

“Nah ini tergantung hitung-hitungannya para developer dan keberaniannya juga. Yang paling bagus kan ketika kita ambil tanah dipinggiran dan cepat lakunya,” ucap dia.

Baca juga: BTN Targetkan Pembiayaan 200.000 Rumah Bersubsidi Tiap Tahun

Luas lahan perumahan Heda Karya di Teras Boyolali saat ini mencapai 2,8 hektare dengan jumlah rumah sebanyak 286 unit.

Selama kurun waktu tiga bulan, rumah subsidi terjual habis pada 2021 dengan harga Rp150,5 juta per unit. Sedangkan sisa lahan dibangun rumah nonsubsidi sebanyak 172 unit.

Saat ditanya soal prospek rumah subsidi di Boyolali, Khiban menilai masih cukup prospektif sejak 2019. Nasib berbeda saat pandemi dialami oleh developer dari salah satu perusahaan yang tergabung dalam Win Group Property.

Tim marketing PT Winahyu Griya Sejahtera, Tatik menjelaskan, pemasaran rumah subsidi cukup terganjal saat pandemi.

Baca juga: Cari Rumah Bersubsidi? Cek Dulu di 3 Situs Resmi Pemerintah Ini

“Kami kemarin yang angkatan rumah subsidi pertama, untuk menghabiskan 148 unit membutuhkan waktu dua tahun dari 2019 sampai 2021 akhir,” kata dia.



“Namun, setelah memasuki new normal pada pembangunan angkatan kedua, kami sudah bisa sold out 100 unit sekitar 10 bulan pada 2021,” kata dia, Kamis (11/8/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya

Koran Solopos


Berita Populer

Dapatkan akses tak terbatas
Part of Solopos.com
ISSN BRIN