SOLOPOS.COM - Mahasiswa Fakultas Hukum UNS Solo, Sika Bintang Wiratama, yang berhasil lolos seleksi dan mengikuti program IISMA tahun 2022 di Humboldt-Universität zu Berlin, Jerman. (Istimewa/Dokumentasi Pribadi)

Solopos.com, SOLO — Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, Sika Bintang Wiratama, bisa merasakan kuliah di universitas tertua di Berlin setelah berhasil lolos dari seleksi dan menjadi awardee program pertukaran pelajar unggulan Kampus Merdeka Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) tahun 2022.

Program tersebut merupakan terobosan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). IISMA adalah skema beasiswa yang dikelola secara terpusat oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek). IISMA juga merupakan salah satu bagian dari Program Kampus Merdeka Kemendikbud Ristek.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

IISMA bertujuan mendanai mahasiswa sarjana Indonesia untuk mengikuti program mobilitas di 300 universitas QS terbaik atau 10 universitas terbaik di luar negeri. Program ini membekali mahasiswa dengan keterampilan dan harapannya dapat membantu penerima beasiswa untuk bersaing di dunia kerja, tidak hanya lingkup nasional, tetapi juga internasional.

Mahasiswa yang menerima beasiswa IISMA itu dapat menempuh masa pembelajaran satu semester di luar negeri pada kampus mitra Kemendikbud yang setara dengan 20 SKS di kampus tempatnya menempuh pendidikan. Bintang, sapaan akrab Sika Bintang Wiratama, mendapatkan kesempatan kuliah di Humboldt-Universität zu Berlin, Jerman.

Nah, kali ini dia membagikan cerita dan tips agar lolos seleksi IISMA. Dia mengawali cerita dari hasratnya merasakan belajar di luar negeri karena ingin melihat dan memahami perbedaan budaya negara lain. Oleh karena itu, dia tidak melewatkan kesempatan emas untuk mendaftarkan diri dalam program IISMA tahun 2022.

“Ada dukungan dari keluarga dan orang tua semakin memantapan hati saya untuk merasakan suasana dan pengalaman bertukar ilmu di perguruan tinggi ternama luar negeri, Setidaknya, satu kali dalam seumur hidup,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (10/1/2023).

Bintang mulai menyiapkan berkas untuk mengikuti seleksi administrasi secara online di situ resmi IISMA, seperti esai dan surat rekomendasi dari kampus, menyiapkan English Proficiency Test (EPT) yang dapat berupa sertifikat TOEFL, IELTS, dan Duolingo English Test,  melakukan wawancara, hingga menyiapkan segala keperluan untuk berangkat ke luar negeri, seperti Visa. Calon peserta diminta menyiapkan Visa secara mandiri, tetapi pihak IISMA akan mengganti biaya tersebut di kemudian hari.

Bintang mempersiapkan berkas administrasi itu selama dua bulan sebelum pendaftaran IISMA dibuka. “Kuncinya sih pantengin terus aja website dan Instagram IISMA untuk mengetahui semua update dan ketentuannya,” ujar Bintang.

Bintang mengaku bersyukur dan terbantu dengan pendampingan dari pihak UNS Solo. Pendampingan dilakukan oleh International Office UNS tersebut berkaitan dengan kuota, biaya untuk tes kecakapan Bahasa Inggris atau EPT. “Pendampingan yang diberikan itu berupa pengarahan saat seleksi berkas. Ada juga pendampingan review esai. Kalau waktu itu yang dibiayai adalah tes Duolingo,” tuturnya.

Nah, berikut ini tips dan trik lolos IISMA ala Bintang:

1. Riset tentang Program IISMA

Menurutnya, riset dasar, seperti apa itu program IISMA, apa yang ingin dicapai IISMA, dan output apa yang diharapkan program IISMA terhadap para awardee atau mahasiswa penerima beasiswa. Selain itu, bagaimana universitas tujuan dan apa yang menjadi ciri khas dari universitas tujuan juga perlu dicari. Menurut Bintang, semua informasi itu akan sangat membantu dalam kesiapan dan kepercayaan diri selama seleksi berlangsung. “Riset, riset, dan riset. Intinya itu,” tegas Bintang.

2. Tulis esai yang menjual

Aspek penting yang tak kalah untuk diperhatikan ialah esai. Bintang menyampaikan esai menjadi pertimbangan besar dalam seleksi, selain wawancara. Bintang mengungkapkan terdapat empat pertanyaan yang harus dijawab dalam esai.

“Pertanyaan-pertanyaan itu merujuk ke gimana bakal berkontribusi selama program IISMA ini dan gimana bisa ngasih balik ke Indonesia lewat program ini. Dan juga, apa aja sih track record akademik, misal sudah pernah jadi juara atau pernah buat project atau ikut organisasi,” tutur Bintang.

Ia menambahkan tentang kiat menulis esai adalah membuat tulisan yang menjual, menonjolan potensi diri, sekalipun itu hal sederhana. Selain menuliskan pencapaian akademis dan non-akademis, Bintang juga menuliskan bagaiamana dirinya ketika menghadapi segala kemungkianan permasalahan dan kesulitan yang datang.

“Aku juga nulis gimana cara bisa nge-handle situasi saat aku mengalami kesulitan selama perkuliahan ini. Gimana cara aku engage sama local dan international communities selama menjalani program IISMA dan juga gimana caraku menangani diri aku sendiri di saat muncul health problem,” tambahnya.

3. Hargai pewawancara

Hal lain yang perlu diperhatikan ketika proses wawancara adalah bagaimana gesture tubuh. Sebisa mungin, katanya, melihat ke bagian kamera perangkat, seolah-olah sedang menatap pewawancara secara langsung. Gerakan tersebut perlu dilakukan sebagai bentuk rasa sopan dan menghargai sang pewawancara. Selain itu, jawaban to the point yang menonjolkan potensi yang dimiliki, seperti yang tertulis dalam esai. Hal itu juga menjadi rumus utama keberhasilan dalam wawancara.

“Kunci wawancara adalah ketahui IISMA dengan baik, ketahui apa yang ingin kamu sampaikan sebenarnya dalam esai kamu. Dan research tentang universitas yang ingin dituju. Lebih tahu banyak maka lebih baik dalam wawancara,” ujar Bintang.

4. Pengalaman mengikuti IISMA di Jerman

Bintang menceritakan pengalaman di dalam kelas selama mengikuti program IISMA di Jerman. Salah satunya ketika mengikuti kelas Sejarah dan Kondisi Politik Jerman. Dia diminta mengutarakan pendapat tentang materi tersebut.

“Bahan bacaannya menurutku lumayan banyak dibanding yang aku alami selama kuliah di Indonesia, tapi tetap seru. Ini mengasah keberanian buat berargumen juga. Apalagi, dosennya sangat mengapresiasi setiap jawaban yang diberikan,” tutur Bintang.

Selama mengikuti program IISMA, Bintang juga berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan bertajuk A Night of Valor. Dia menjadi penari dalam kegiatan pertunjukan nusantara tersebut. Bintang menyebut momen tersebut paling berkesan selama mengikuti IISMA di Jerman.

5. Biaya hidup selama IISMA di Jerman

Terkait biaya hidup yang dikeluarkan, Bintang mengaku bahwa biaya yang diberikan oleh pihak IISMA sudah cukup untuk menutup kebutuhan hidup selama di Jerman. Pihak IISMA memberi uang saku 1.000 Euro atau setara Rp16 juta per bulan untuk di Jerman.

“Kalau untuk Visa Jerman, waktu itu biaya pembuatannya kurang lebih Rp1,6 juta. Bayar mandiri dulu lalu nanti diganti oleh pihak IISMA. Dan kalau untuk aku pribadi sih malah bisa ditabung lagi sisanya,” terang mahasiswa Fakultas Hukum tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa biaya pembuatan Visa tersebut tidak bisa menjadi patokan karena setiap negara memiliki kebijakan masing-masing. Bintang memberikan catatan agar mempersiapkan biaya awal guna pembuatan Visa, tes kecakapan Bahasa Inggris, dan transportasi.

“Berdasarkan seluruh pengeluaran yang digunakan untuk mempersiapkan keperluan, setidaknya menyiapkan biaya Rp4 juta. Saya sarankan untuk mempersiapkan uang saku pribadi di negara tujuan kalau memang berkenan.”



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya