SOLOPOS.COM - Ardian Nur Rizki. (Istimewa)

Persis Solo membuat euforia perayaan sepak bola sebagai medium kohesi sosial masyarakat Solo kembali rekah. Meski sementara waktu liga mesti terhenti, Persis Solo tetap terus “berlari”.

Setelah merengkuh podium tertinggi Liga 2, Persis tanpa henti menunjukkan geliat positif: meningkatkan citra jenama (rebranding) klub, menggiatkan pembibitan potensi-potensi muda (Persis Solo Youth Academy), mengelola klub sepak bola wanita (Persis Women) dengan profesional, menyokong Persis E-Sport, mempersolek Persis Store sebagai medium penjualan merchandise, mempelajari pengelolaan klub professional dari UAE Pro-League, dan –yang baru saja dilaksanakan— studi banding ke Johor, Malaysia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Langkah Persis untuk belajar dari Johor Darul Ta’zim (JDT) menuai beragam apresiasi. Penggemar sepak bola di Malaysia ramai memuji keseriusan Persis Solo dalam membangun klub sepak bola. JDT, sebagai salah satu klub paling berjaya di Asia Tenggara dalam satu dekade terakhir, dianggap sebagai klub yang tepat untuk dipelajari.

Selain studi banding dan melakukan uji tanding, Persis juga mengadakan lawatan ke Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) yang berada di kompleks KJRI Johor Bahru.
Lawatan yang kemudian menjadikan Persis Solo sebagai buah bibir dan membuat peserta didik SIJB bertekad menjalani gaya hidup sehat agar bisa menjadi pesepak bola, layaknya Kevin Gomes dan Andri Ibo. Persis berhasi menambatkan kecintaan anak-anak pada sepak bola, khususnya Laskar Sambernyawa.

Langkah-langkah sederhana, tetapi sarat makna. Persis terus menuai progresivitas dan menyemai manfaat–melampaui klub sepak bola. Persis hendak membangun kultur sepak bola positif dari hulu hingga hilir.

Baca Juga: Persis Solo Kalahkan Tanjong Pagar United Skor 5-2, Sempat Tertinggal Dulu

Bukan hanya mendatangkan pemain bintang, tetapi juga melakukan pembibitan putra daerah dari akar rumput, bahkan lintas gender!

Lebih dari itu, setelah kunjungan dari Johor, Persis juga merencanakan cetak biru pembangunan sentra latihan bagi penggawa Laskar Sambernyawa. Segala rencana pembenahan dari manajemen ini seyogianya diimbangi dengan dukungan suporter untuk turut merombak mentalitas dan gaya dukungan.

Dukungan Suporter

Persis Solo memiliki basis dukungan massa yang solid. Suporter Persis—Pasoepati, Ultras 1923, dan Surakartans—dikenal memiliki loyalitas dan kuantitas yang sarat. Namun demikian, untuk memapah profesionalisme Persis, yang diperlukan bukan sekadar membeli tiket pertandingan dan merchandise klub.

Suporter harus turut menjaga dan membangun citra dan paradigma Laskar Sambernyawa. Manajerial Persis Solo berpotensi menjadi kiblat dan mercusuar pembangunan klub sepak bola di Indonesia apabila dibarengi dengan mentalitas fans yang suportif.

Ketua Panitia Pelaksana Persis Solo, Ginda Ferachtriawan, dalam opini yang dimuat Harian Solopos (28/10/2022) mengusulkan dibentuknya tribune khusus keluarga yang memberi kenyamanan dan jauh dari potensi kerusuhan. Sebuah gagasan yang arif, tetapi akan lebih progresif apabila seluruh tribune stadion menjadi tempat yang aman bagi keluarga.

Baca Juga: Profil Fernando Rodriguez, Striker yang Dianggap Sebagai Aset Persis Solo

Stadion tanpa asap rokok, tidak terdengar makian barbar, tiada perilaku ofensif, dan Stadion Manahan—atau di mana pun Persis berlaga—menjelma tempat romantis bagi ayah, ibu, dan anak-anaknya untuk merayakan sepak bola.

Di Stadion Sultan Ibrahim, Johor, aturan ini sudah ditegakkan dengan tegas. Di berbagai sudut stadion, kita dapat menyaksikan seorang ayah/ibu menggandeng putra-putrinya dan merayakan JDT bersama-sama. Sepak bola menjadi milik semua khalayak.

Optimisme Persis Solo

Terlepas dari belum optimalnya raihan Laskar Sambernyawa dalam sebelas laga awal di Liga 1 musim ini, proyeksi dan geliat pembangunan Persis sebagai entitas klub profesional, telah membuncahkan segunung optimisme. Arah juang Laskar Sambernyawa laksana anomali: sepak terjangnya kini hendak mematahkan asumsi negatif terhadap bisnis dan eksistensi klub sepak bola sebagaimana disampaikan Simon Kuper dan Stefan Szymanski dalam The Worst Business in the World: Why Soccer Clubs Don’t and Shouldn’t Make Money (2010).

Dengan dinakhodai jajaran ‘darah muda’, Persis Solo dengan segudang rencana pembaharuan berupaya menampik pesimisme industri persepakbolaan Tanah Air. Ikhtiar ini bukan proses instan dan memerlukan dukungan masif dari berbagai kalangan. Persis memiliki modal mumpuni—mulai dari infrastruktur, manajerial, hingga dukungan publik Soloraya—untuk menjadi “mercusuar” pembangunan sepak bola nasional.

Phil Schaaf dalam buku Sport, Inc: 100 Years od Sports Business (2004) meramalkan bahwa olahraga akan terus berkembang sebagai bisnis global yang besar, apabila dapat dikelola dengan komprehensif dan segenap stakeholder mampu menjalin relasi yang mutualisme.

Hasani Abdulgani dalam Sports Marketing (2019) menyebutkan bahwa lingkaran industri olahraga melingkupi: pengelolaan klub, penyelenggaraaan event, pembinaan atlet, pengelolaan asosiasi, sponsor, hak siar, pemasaran, dan pengelolaan fans maupun penonton. Manajemen Persis telah berupaya merombak segala aspek lingkaran industri olahraga tersebut.

Baca Juga: Kompleks Pemusatan Latihan, Investasi, dan Industri Sepak Bola

Satu hal sederhana—tetapi esensial—yang ada di luar kendali manajerial Persis adalah perihal mentalitas fans maupun penyokong.

Ya! Fans Persis yang kini terfragmentasi dalam pelbagai kelompok: Pasoepati, Ultras 1923, Surakartans, Garis Keras Sambernyawa, dan berbagai elemen lain harus dapat menciptakan kultur positif agar Persis dapat tumbuh dengan persisten!

Persis, sekali lagi, tengah menyusun cetak biru pembangunan klub sepak bola profesional. Dari ujung hingga pangkal, hendak dimajukan dan dirombak total. Fans Persis harus mengimbangi progresivitas klub dengan fanatisme yang cerdas lagi berkualitas, Persis harus dapat dirayakan oleh semua orang.

Kebermanfaatan Persis Solo seyogianya dapat merembes ke semua kalangan. Jadi, mari buat semua khalayak datang dan pulang dari Manahan dengan tenang lagi riang dengan atmosfer yang menyenangkan.

Ardian Nur Rizki, penulis Pustaka Sepak Bola Surakarta, staf pendidik di ICC KJRI Johor Bahru, Malaysia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya