SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelecehan seksual (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Wonogiri menyebut kondisi remaja perempuan asal Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang sempat hilang hampir setahun lalu, MD, 17, tertekan secara psikis.

MD kembali mendapat pendampingan petugas P2TP2A Wonogiri. Selain mengecek kondisi fisik dan psikis, petugas P2TP2A Wonogiri juga melakukan pendampingan untuk mengorek keterangan lanjutan atas kasus yang menimpanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejak kepulangan MD ke rumahnya April lalu, tepatnya Jumat (1/4/2022), kondisi MD memburuk secara psikis. Pendamping di P2TP2A Wonogiri, Ririn Riyadiningsih, mengatakan MD tertekan secara psikis. Ririn menyebut MD dalam kondisi hamil, depresi, dan memiliki kecenderungan ingin bunuh diri.

Ririn mengetahui kondisi MD pada Jumat (24/6/2022) saat keluarga MD mendatangi kantornya dan menerima sambungan telepon dari Polsek Sidoharjo. Ririn mengaku sangat berhati-hati melakukan konseling lanjutan pada Senin (27/6/2022).

Pada konseling itu, Ririn mengungkap MD masih memiliki kecenderungan untuk menutupi sejumlah keterangan. “Saat kami konseling, MD terlihat cemas. Tapi hal itu lumrah saat anak dalam kondisi hamil karena ia masih mencari siapa ayah yang sebenarnya. Ini suatu yang alamiah,” kata Ririn saat ditemui di Kantor Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB P3A) Wonogiri, Selasa (28/6/2022).

Baca Juga : Remaja Wonogiri yang Sempat Hilang 1 Tahun Sudah Hamil 5 Bulan

MD masih menutupi keterlibatan NH (guru silat) dari kasus yang menimpanya. Keanehan cerita juga terjadi saat Ririn menanyakan jasa-jasa NH di kehidupan MD. Menurut cerita MD yang diperoleh Ririn, NH orang yang paling berjasa atas permasalahan yang selalui ditemui MD.

Kabar kehamilan MD pun disampaikan ke NH. NH dikisahkan bakal bertanggungjawab atas kehamilan MD. Padahal, MD sempat menjelaskan bukan NH yang menghamilinya.

Ancam Bunuh Diri

Kepala DPPKB P3A Wonogiri, Mubarok, mengatakan pihaknya melakukan pendampingan pascakepulangan MD ke rumah. Setelah itu proses pengawasan dan pendampingan diserahkan kepada keluarga, RT, hingga perangkat desa setempat.

“Kami selalu mengevaluasi pendampingan dari waktu ke waktu. Kami selalu mengevaluasi, termasuk pendampingan di keluarga. Selain itu tokoh agama juga memiliki peran aktif,” ujarnya.

Baca Juga : Polisi Butuh Keterangan Meyda Wonogiri Lacak Guru Silat, tapi..

Mubarok menjelaskan akan menindaklanjuti hasil pendampingan terbaru, terutama untuk memperbaiki kondisi psikis korban. “Kalau sekarang hamil kan ada beban mental. Untuk urusan pendidikan, kami lihat kondisinya. Biasanya, akan diserahkan ke keluarga kalau anak mau melanjutkan sekolah dan orang tua mendukung. Kami akan mendampingi,” tuturnya.

Terpisah, GS selaku ayah MD membenarkan anaknya tengah hamil. “Hamil sudah lima bulan. Saat ini sudah kelihatan membuncit,” ujarnya.

GS juga mengatakan kondisi MD mengalami depresi. Selain itu, keinginan MD untuk bunuh diri terjadi pada saat orang tuanya ingin melanjutkan laporan pengaduan kasus hilangnya MD yang diduga dibawa guru silatnya, NH. “MD mengancam akan bunuh diri kalau saya enggak mencabut laporan ke polisi,” kata GS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya