SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo membantah ada percekcokan dengan pedagang kaki lima (PKL) di Jl. Depok, Manahan, Solo, Hariyono, yang berujung meninggalnya Sumardi, rekan Hariyono, Rabu (11/9/2019).

Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Tibumtranmas) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo, Agus Siswo Riyanto, menjelaskan yang terjadi saat itu tim datang untuk memberikan surat undangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hariyono diundang ke Kantor Satpol PP Solo terkait aktivitasnya berjualan batu akik di Jl. Depok. Tapi saat itu, menurut Agus, justru Hariyono yang langsung marah-marah kepada tim. Bahkan Hariyono menyebut punya saudara di DPRD Kota Solo.

“Kami datang baik-baik untuk memberikan surat undangan. Tapi tiba-tiba dia marah-marah terus. Bilang ‘sedulurku enek sik DPRD Solo’. Kami tidak tanggapi. SOP kami memberikan undangan tak boleh banyak bicara,” ujar dia kepada Solopos.com, Rabu.

Terkait Sumardi yang terjatuh dan pingsan, menurut Agus, timnya yang mengantar ke RS Brayat Minulya agar mendapat pertolongan medis. Sesampai di RS, Sumardi sempat diberi bantuan pernapasan buatan. Tapi upaya itu sudah terlambat.

Sumardi sudah meninggal dunia. Berdasarkan visum dokter Sumardi meninggal dunia karena serangan jantung.

Diberitakan sebelumnya, seorang PKL batu akik di Jl. Depok, Manahan, Solo, Sumardi, meninggal saat rekannya, Hariyono, terlibat cekcok dengan petugas Satpol PP. Sumardi dan Hariyono sudah sekitar lima tahun terakhir bekerja sama berjualan batu akik di kawasan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya