SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JOGJA—Pemerintah Provinsi DIY menempuh sejumlah cara untuk mencegah tawuran pelajar. Salah satunya dengan mempertemukan tokoh kunci pelajar setiap sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Baskara Aji mengatakan, potensi tawuran pelajar di Jogja tetap ada. Menurut dia, dari pengalaman yang ada, saat terjadi tawuran sudah bisa dibaca sekolah mana saja yang terlibat dan siapa saja tokohnya.

“Kalau potensi [tawuran] itu tetap ada, tapi kami mencoba selalu berupaya lakukan pencegahan dengan sering mempertemukan mereka. Tokoh kunci mereka kami pertemukan, guru, kepala sekolah juga kami tekankan pendidikan berbasis budaya dan karakter,” katanya di Kepatihan, Jumat (28/9).

Upaya lain juga sudah didengungkan Menteri Pendidikan adalah dengan menambah jam belajar dari 26 jam menjadi 30 jam seminggu. “Dengan begitu kesempatan terpengaruh kondisi sosial semakin kecil,” kata Baskara.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan secara prinsip di Jogja tidak ada perkelahian pelajar. Menurut Sultan dahulu pernah ada tawuran yang mengarah pada persoalan besar, tapi berhasil ditangani Polisi.

“Saat ada yang melempari sekolah, harus segera diselesaikan. Kalau yang kecil saja enggak bisa diselesaikan akan jadi besar tawurannya,” ujar Sultan. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya