SOLOPOS.COM - Para pengendara motor antre membeli Pertalite di SPBU Nglangon, Sragen Kota, Sragen, Senin (4/4/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah tengah mematangkan paket kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar sembari membatasi pembelian komoditas energi berbasis fosil itu.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM,  Dadan Kusdiana menuturkan opsi kenaikan harga itu tetap menguat dalam sejumlah rapat yang diadakan pemerintah beberapa pekan terakhir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain itu, pemerintah juga tengah mematangkan upaya pembatasan pemberian subsidi tersebut agar tepat sasaran.

“Ada pemikiran-pemikiran harga itu akan disesuaikan menurut saya itu adalah beberapa opsi yang akan dipilih, apakah nanti ada penyesuaian harga atau sifatnya memastikan subsidi itu pada masyarakat yang memerlukan, kombinasi itu sedang dimatangkan,” kata Dadan dalam Safe Forum 2022 Katadata, Selasa (23/8/2022) seperti dilansir Bisnis.

Dadan menambahkan latar belakang pemikiran pemerintah yang belakangan ingin menaikkan harga Pertalite dan Solar itu disebabkan karena beban subsidi yang terlanjur lebar hingga pertengahan tahun ini.

Beban subsidi itu diakibatkan volume impor minyak mentah dan BBM utuh yang mencapai tiga kali lipat dari kemampuan produksi nasional.

“Kita ini produksi minyak bumi terus turun angkanya sekitar 615.000 barel per hari, kebutuhan kita sekarang tiga kali lipat, sisanya kita impor baik crude dan dalam bentuk produk,” tuturnya.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Pengusaha Bus Siapkan Tarif Baru 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor hasil minyak mentah Indonesia sepanjang Januari hingga Juli 2022 mencapai di angka US$14,37 miliar atau naik 97,71 persen dari torehan pada periode yang sama tahun lalu.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Setianto mengatakan nilai impor yang tinggi itu dipengaruhi karena harga komoditas minyak mentah dunia yang masih bertengger tinggi sementara permintaan domestik mengalami peningkatan yang signifikan hingga saat ini.

“Kalau kita lihat volumenya itu [Januari-Juli 2022] itu 14,3 juta ton naik 17,63 persen,” kata Setianto saat konferensi pers, Senin (15/8/2022). Sementara itu, Setianto menambahkan, nilai impor LPG pada periode tersebut mencapai US$3,12 miliar. Adapun realisasi volume impor sepanjang Januari hingga Juli 2022 sebesar 3,9 juta ton.

“Dibandingkan Januari-Juli 2021 nilai impor LPG naik 49,64 persen secara volume meningkat 4,92 persen,” kata dia.

Baca Juga: Warga hingga Driver Ojol di Solo Keberatan jika Pertalite Rp10.000 per Liter

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan di tengah tingginya harga bahan bakar minyak (BBM), pemerintah berkomitmen untuk tetap mengupayakan ketersediaan BBM untuk masyarakat. Pihaknya pun sedang menyiapkan beberapa opsi agar BBM bersubsidi yang memang peruntukkan untuk masyarakat berdaya beli menengah ke bawah dapat tepat sasaran.

“Saat ini sedang dikaji banyak opsi secara keseluruhan, nanti kami akan pilih yang terbaik karena subsisdi ini kompensasinya sudah berat sekali, sementara harga minyak masih cukup tinggi,” ujar Arifin melalui siaran pers, dikutip Sabtu (20/8/2022).

Sebelumnya, pemerintah tengah mengkaji wacana kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar seiring dorongan Badan Anggaran (Banggar) DPR untuk melonggarkan harga BBM murah tersebut.

Ketua Banggar DPR Said Abdullah menegaskan lembaganya tidak bakal menyetujui usulan pemerintah untuk menambah kuota BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar masing-masing sebesar 5,45 juta kiloliter dan 2,28 juta kiloliter pada akhir tahun ini.

Baca Juga: Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Tidak Gegabah Naikkan Harga BBM

Harga Pertalite Terkini

Dengan demikian, pemerintah mesti segera membatasi pembelian BBM bersubsidi sembari menyesuaikan kembali harga jual di tingkat konsumen.

Di sisi lain, pemerintah juga tengah merampungkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191/ 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM yang ditargetkan selesai pada bulan ini sebagai petunjuk teknis (Juknis) pembatasan pembelian BBM bersubsidi di tengah masyarakat.

Pada laman resmi MyPertamina, per 22 Agustus 2022, harga BBM subsidi Pertalite masih normal di angka Rp7.650 per liter.

Sementara untuk harga BBM lainnya di DKI Jakarta, yakni Pertamax seharga Rp12.500/liter, Pertamax Turbo Rp17.900 per liter, Dexlite Rp17.800 per liter, dan Pertamina Dex Rp18.900/liter.

Baca Juga: Ekonom Sebut Harga BBM Subsidi Naik, Inflasi Melonjak

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa adanya kesenjangan antara harga minyak dunia dengan harga keekonomian Solar dan Pertalite, perlu adanya penyesuaian kebijakan harga.



Pasalnya, subsidi BBM telah mencapai Rp502 triliun yang ditopang oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.

Hal tersebut dibantah oleh Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad yang menegaskan bahwa APBN 2022 masih memiliki alokasi yang memadai untuk menanggung biaya subsidi BBM.

“Yang perlu dicatat, dari angka Rp502 triliun itu yang dialokasikan sebagai subsidi energi sebesar Rp208 triliun. Dan dari pagu subsidi BBM Rp208 triliun di 2022, belum semuanya terpakai,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (22/8/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya