SOLOPOS.COM - Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, saat Gerakan Makan Telur Bersama sebagai upaya pencegahan stunting di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (25/9/2022). (Istimewa)

Solopos.com, KENDAL — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) meggelar kegiatan bertajuk Gerakan Makan Telur Bersama. Kegiatan yang digelar di Lapangan Desa Kebumen, Sukorejo, Kabupaten Kendal, Minggu (25/9/2022) itu sebagai upaya pencegahan stunting atau tengkes.

Sebanyak 15.077 butir telur yang diperoleh dari peternak di Kabupaten Kendal disiapkan untuk dimakan bersama dalam kegiatan yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal dan Koperasi Unggas Sejahtera Kendal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Makan telur bersama yang diadakan oleh Badan Pangan Nasional luar biasa dan idenya sangat inovatif. Dengan memanfaattkan telur yang sangat melimpah di Kendal untuk pencegahan stunting,” ujar Kepala BKKBN, Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K), dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Senin (26/9/2022).

Menurut Hasto, ibu hamil harus mengonsumsi telur karena kandungan proteinnya cukup tinggi. Selain itu, telur juga mampu meningkatkan gizi ibu hamil sehingga mencegah melahirkan bayi stunting.

Mantan Bupati Kulonprogo itu juga berpesan kepada calon pengantin atau calon ibu agar memperhatikan asupan gizinya. Calon ibu atau pengantin sebaiknya tidak terlalu kurus dan lingkar lengan harus mencapai 23,5 sentimeter (cm) ke atas.

Baca juga: Waspada! Kecamatan Ngemplak Jadi Wilayah Paling Berisiko Stunting di Boyolali

“Dengan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang baik maka diharapkan akan dapat melahirkan bayi dengan panjang badan di atas 48 cm, sehingga tidak menjadi stunting,” jelas Hasto.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo, mengatakan Gerakan Makan Telur Bersama dilakukan karena telur merupakan salah satu sumber protein yang mudah dan terjangkau oleh masyarakat. Oleh karenanya, masyarakat sebisa mungkin sehari harus bisa mengonsumsi sebutir telur.

Arief mengatakan ibu hamil mengonsumsi telur diharapkan dapat menambah asupan gizi sehingga bisa mencegah melahirkan bayi stunting. “Kolaborasi yang dilakukan hari ini sebagai upaya membangun ekosistem di bidang pangan, peternaknya sejahtera karena diambil telurnya dengan harga baik, pedagangnya untung dan masyarakatnya tersenyum,” jelas Arief.

Baca juga: BKKBN: Indonesia Hadapi Kompleksitas Masalah Kependudukan

Pada kesempatan ini sekaligus juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara BKKBN dan Badan Pangan Nasional/NFA, untuk percepatan penurunan stunting.

Gerakan Makan Telur bersama kali ini menyediakan sekitar 15.077 butir telur, yang diperoleh dari peternak di kabupaten Kendal. Selain itu juga diadakan jalan sehat bersama masyarakat, gelar pangan murah dan bazar UMKM serta demo masak menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya