SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menerima kunjungan Direktur Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Antiteror Polri, Brigjen Pol. Arif Makhfudiharto, di kantornya, Kamis (22/9/2022). (Solopos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mendukung upaya Densus 88 Antiteror untuk masuk ke sekolah-sekolah dalam rangka memberikan pemahaman secara menyeluruh tentang bahaya radikalisme kepada anak-anak. Ia juga sepakat jika dalam pekerjaannya nanti Densus 88 Antiteror turut melibatkan eks napi teroris (napiter).

“Tentu saja kita musti mengajak banyak pihak untuk terlibat, umpama para aktor itu kita ajak menjadi juru bicara untuk menjelaskan deradikalisasi itu musti dilakukan seperti apa, terorisme itu bahayanya seperti apa, dan masuk ke sekolah. Tentu kami ini tidak ingin memanjakan mereka [mantan napiter], tapi mengedukasi,” jelas Ganjar seusai menerima tim Densus 88 Antiteror Polri di kantornya, Rabu (21/9/2022).

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Pemprov Jateng selama ini sudah mencoba menggandeng eks napiter untuk bercerita mengenai bahaya radikalisme dan terorisme melalui program Gubernur Mengajar. Ganjar selalu menyisipkan pendidikan karakter, bahaya narkoba, hingga pencegahan radikalisasi dalam setiap pertemuan dengan pelajar.

“Maka tadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kesbangpol kita ajak agar semua masyarakat ikut terlibat, sehingga keperduliannya ada, awarenes-nya ada dan di antara warga yang lain tidak melakukan karena mendengar cerita mereka [eks napiter],” ungkapnya.

Menurut Ganjar, mengajak dan memberdayakan eks napiter merupakan dukungan pemerintah untuk deradikalisasi dan membantu mereka kembali diterima dengan baik oleh masyarakat. Pola lain pemberdayaan eks napiter dan keluarga eks napiter juga dilakukan seperti pembentukan koperasi di Solo beberapa waktu lalu.

Baca juga: Diresmikan Ganjar Pranowo di Solo, Koperasi Ini Beranggotakan Istri Eks Napiter

Sementara itu, Direktur Indentifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Antiteror Polri, Brigjen Pol. Arif Makhfudiharto, mengatakan Jateng saat ini menjadi episentrum dari radikalisme. Oleh karenanya, dukungan pemerintah provinsi menjadi sangat penting terutama dalam memberikan pemahaman kepada masyaraka.

Berdasarkan data Densus 88 Antiteror Polri, hingga awal September 2022, ada 212 narapidana terorisme yang ditahan di Jateng. Mereka terbagi di berbagai lembaga pemasyarakat antara lain 191 orang di LP Nusakambangan dan 20 di antaranya di luar Nusakambangan.

Sementara itu, jumlah mantan napiter yang ada di Jateng saat ini mencapai 230 orang. Mereka antara lain tersebar di Solo sebanyak 47 orang, Sukoharjo 43 orang, dan Kota Semarang 20 orang.

Baca juga: Ganjar Tak Diundang Pengarahan Puan Maharani, Pengamat: Agar Tidak Jadi Blunder

“Ketika kita bisa bekerja sama, baik itu komunikasi, berkolaborasi, dan melaksanakan kegiatan yang lebih sinergi tentunya kita bisa menjadikan masyarakat paham bahwa mereka yang kita tangkap itu adalah korban dari ideologi yang disampaikan secara ekstrem yang ujungnya adalah melakukan pelanggaran hukum,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya