SOLOPOS.COM - Suasana pengungsian yang dibikin swadaya oleh warga Balerante, Kemalang, Klaten. Balerante merupakan kawasan rawan bencana Merapi. (Solopos-Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, KLATEN – Sebagian warga terutama kelompok rentan di kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Gunung Merapi selama lebih dari sebulan terakhir menjadi pengungsi setelah status Merapi dinaikkan ke level siaga.

Di Klaten, pengungsi Merapi ada di Desa Tegalmulyo dan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. Pengungsian berada di tempat evakuasi sementara (TES) masing-masing kantor desa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pandemi Covid-19 membuat seluruh kegiatan pengungsi di TES di lereng Merapi disesuaikan dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Mulai dari sarana dan prasarana hingga dibuat standar operasional prosedur (SOP).

Angka Kematian Pasien Covid-19 Tinggi, Puluhan Sukarelawan Solo Dilatih Prosedur Pemulasaran Jenazah

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sip Anwar, menjelaskan protokol kesehatan ketat diterapkan di seluruh TES. Dia mencontohkan seperti kewajiban mengenakan masker hingga tetap menjaga jarak bagi seluruh orang di TES.

Protokol kesehatan ketat juga berlaku kepada orang-orang dari luar desa setempat yang berkunjung untuk memberikan bantuan kepada pengungsi di TES. Bahkan, mereka dibatasi untuk tidak berinteraksi langsung dengan para pengungsi.

Sip Anwar mengatakan tak jadi soal ketika ada orang dari luar daerah yang berdatangan memberikan donasi ke TES. Sebenarnya, penyaluran bantuan bisa dilakukan melalui posko induk tanggap darurat erupsi Gunung Merapi di Pendopo Pemkab Klaten tanpa harus ke TES.

“Tetapi, ketika ada yang ingin menyalurkan langsung ke sana kami juga tidak bisa melarang,” kata Sip Anwar saat ditemui Solopos.com di Setda Klaten, Kamis (17/12/2020).

10 Berita Terpopuler : Tabrak Lari Depan Solo Square – Eksekusi Pancingan Janti

Warga yang datang dari luar wilayah untuk menyampaikan donasi wajib menaati protokol kesehatan yang ada di TES. Mereka wajib mencuci tangan, mengenakan masker, dan tetap menjaga jarak.

“Mereka juga harus melewati pengecekan suhu tubuh,” kata dia. Orang-orang yang datang dari luar wilayah itu tak bisa langsung masuk ke barak pengungsian di lereng Merapi.

Berbagai Lembaga Atau Kelompok

Hal itu ditujukan agar TES tetap steril dari potensi persebaran Covid-19. Sip Anwar menjelaskan selama ini donasi berdatangan ke TES dari berbagai lembaga atau kelompok.

Para donatur relatif memahami kondisi pandemi Covid-19 dan menaati ketentuan untuk tak terlalu berinteraksi dengan para pengungsi. Bantuan yang diberikan mereka serahkan ke sukarelawan yang bertugas di TES.

Pesta Tahun Baru Terlarang di Wilayah Polda Jateng

Imbauan agar protokol kesehatan ketat diterapkan di tempat pengungsi juga pernah disampaikan Wakil Ketua (Waka) Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Bidang Abdimas, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi.

GKR Mangkubumi juga meminta para tamu yang berdatangan seperti kepentingan menyalurkan bantuan kepada pengungsi tak perlu sampai masuk ke barak pengungsian.

“Di barak kan banyak banget yang datang ke sana. Kalau ada tamu, kalau memang tidak penting banget jangan masuk ke barak. Kan dari luar juga bisa kelihatan. Bisa berkoordinasi dengan yang in charge di barak itu,” urai GKR Mangkubumi beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya