SOLOPOS.COM - Ilustrasi hajatan. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, WONOGIRI –  Hajatan merupakan salah satu kegiatan yang menjadi perhatian khusus bagi Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri.

"Kebijakan pembukaan obyek wisata dan wong nduwe gawe [hajatan] akan selalu kami pantau. Dua poin itu akan selalu kami koreksi dan evaluasi," kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, kepada wartawan, Senin (14/12/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jekek, sapaan akrab Bupati Wonogiri, mengatakan salah satu alasan penyelenggaraan hajatan menjadi perhatian khusus karena kegiatan itu selalu berdampak pada peningkatan kedatangan kaum boro di Wonogiri. Di sisi lain, kasus Covid-19 di Wonogiri didominasi oleh klaster perjalanan.

Geger! Pasutri di Pacitan Ditemukan Meninggal Tanpa Busana di Kamar Mandi

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Jekek, setiap ada saudara maupun tetangga yang menggelar hajatan di kampung halaman, dapat dipastikan ada peningkatan kedatangan pemudik di Wonogiri. Karena hal itu sudah menjadi bagian kultur masyarakat Wonogiri.

"Analoginya sederhana, saat bulan atau hari baik, warga banyak yang menyelenggarakan hajatan. Di saat yang bersamaan, warga perantauan berbondong-bondong pulang kampung. Maka terjadilah peningkatan pemudik," ungkap dia.

Pemkab Wonogiri telah mengeluarkan Surat Edaran atau SE Bupati No. 443.2/5127 tentang Penyelenggaraan Hajatan dalam Masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten Wonogiri tertanggal 27 Oktober 2020.

Cek! Ini Fakta di Balik Video Viral Dinosaurus Turun dari Truk & Ngamuk di Magetan

Aturan

Dalam SE itu, kata Jekek, telah dijelaskan ketentuan penyelenggaraan hajatan. Anjuran untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan melakukan pembatasan sudah ada.

Namun, Jekek lebih menyoroti soal budaya masyarakat yang saat di kampung ada penyelenggaraan hajatan, kaum boro pasti pulang. Bukan pada persoalan pembatasan tamu undangan.

"Bukan pada persoalan besar dan kecilnya undangan hajatan, tapi lebih kepada relasi sosial yang ada di masyarakat. Ada budaya, di kampung ada hajatan, warga di perantauan pulang. Faktanya seperti itu," ujar dia.

Pria Sidoharjo Wonogiri Ditemukan Meninggal Tergantung di Pohon Jati

Fakta itu, lanjut dia, akan menjadi acuan kebijakan. Jika memang penyelanggaraan hajatan menimbulkan klaster baru, karena banyaknya kaum boro yang mudik, maka izin penyelenggaraan hajatan akan dikoreksi.

Menurut Jekek, kasus penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Wonogiri didominasi oleh perjalanan yang meluas ke klaster keluarga.

"Saat ini kan banyak klaster keluarga. Jika ditelusuri, muaranya dari klaster perjalanan. Hajatan salah satu kegiatan yang mengundang banyaknya kaum boro yang datang ke Wonogiri. Kebijakan yang akan kami lakukan selalu mengacu pada statistik yang dipaparkan Satgas Covid-19," kata Jekek.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya