SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, akan bertemu dengan para aktivis Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) untuk membahas maraknya perdagangan daging anjing di Solo. Pertemuan akan berlangsung Rabu (21/9/2022) pagi di Balai Kota Solo.

Dalam pertemuan itu, Gibran dan aktivis Koalisi DMFI juga akan mencari jalan keluar atas persoalan yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Solo. “Tolong besok bangun pagi semua, biar tidak keblongan. Saya [akan] ketemu DMFI besok pagi,” tulis Gibran di grup Whatsapp (WA) wartawan, Selasa (20/9/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gibran tidak menjelaskan lebih lanjut ihwal agenda pertemuan dengan para aktivis Koalisi DMFI. Tapi materi pertemuan diyakini tidak akan lepas dari persoalan kuliner daging anjing di Solo. Sebab selama ini Koalisi DMFI getol mengampanyekan pelarangan jual beli dan konsumsi daging anjing.

Menurut DMFI, perdagangan dan konsumsi daging anjing di Solo tergolong tinggi. Banyak warung yang menjajakan menu kuliner olahan daging anjing di kota ini. Mereka beroperasi bukan hanya setahun dua tahun, tapi sudah puluhan tahun.

Pertemuan Gibran dengan aktivis Koalisi DMFI esok merupakan kali pertama. Sebab walau cukup getol mengampanyekan pelarangan konsumsi daging anjing di Solo beberapa waktu terakhir, DMFI belum pernah sekali pun bertemu langsung dengan Gibran.

Baca Juga: Gibran Akui Tingginya Konsumsi Daging Anjing Tak Selaras dengan Branding Solo

Pertemuan besok menguatkan sinyalemen atas penyelesaian praktik perdagangan daging anjing di Solo sekaligus menunjukkan keseriusan Gibran untuk melarang praktik tersebut. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Gibran sudah menyampaikan komitmennya untuk membuat kebijakan pelarangan daging anjing.

Tak Sesuai Branding Solo

Seperti saat bertemu dengan jajaran pengurus DPD PKS Solo dan Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Solo. Salah satu materi pembahasan Gibran dengan para politikus PKS ihwal fenomena tingginya konsumsi daging anjing di Solo.

“Yang jelas bukan cuma regulasi. Ini pelaku-pelakunya dikemanakan, jalan keluarnya bagaimana. Perlu kita pikirkan lagi,” ujarnya saat itu. Gibran mengatakan daging anjing bukan kategori makanan atau layak dikonsumsi. Hal itu juga tidak selaras dengan branding Solo yang sedang getol diangkat.

Baca Juga: 3 Pedagang Satai Gukguk di Solo Sempat Beralih Pekerjaan, tapi Balik Lagi

Disinggung apakah memungkinkan untuk membuat Peraturan Wali Kota Solo yang melarang konsumsi daging anjing, Gibran mengamini. Termasuk kemungkinan dengan Surat Edaran (SE) Wali Kota Solo. Tapi persoalan itu menurut dia bukan hanya melarang.

“Tidak segampang, oh tidak boleh. Perlu dipikirkan alternatifnya seperti apa. Tidak semudah oh jualan ayam saja. Tidak semudah itu,” kata dia. Gibran menjelaskan tingginya konsumsi daging anjing di Solo kontraproduktif dengan banyaknya event yang digelar.

Dia menyatakan kebiasaan mengonsumsi daging anjing harus diubah seiring semakin banyaknya event nasional dan internasional yang digelar. Apalagi Solo sedang di-branding sebagai kota budaya yang modern, dengan sering menjadi tuan rumah event-event.

Baca Juga: Solo Siap Larang Perdagangan Daging Anjing, Perda Segera Dibahas dengan DPRD

Investigasi DMFI

“Ini branding-nya kurang baik untuk Solo. Tapi nanti akan kami carikan solusinya untuk para pedagang. Tadi saya sudah dikasih banyak masukan teman-teman PKS. Nanti kami segera tindak lanjuti. Nanti mungkin saya juga akan bertemu DMFI,” urainya.

Gibran mengatakan dirinya akan melarang jual beli dan konsumsi daging anjing lebih karena pertimbangan branding Solo ke depan. Sebab daging anjing bukan sesuatu yang layak untuk dikonsumsi.

“Ini bukan sesuatu yang layak untuk dikonsumsi. Solo sekarang yang marketing-nya sangat gencar, exposure-nya sangat gencar di medsos, di mana pun, untuk masalah konsumsi daging anjing tidak selaras dengan branding yang digencarkan,” terangnya.

Baca Juga: Jagal Anjing di Gilingan Solo Ngaku Sudah Jarang Menjagal, DMFI: Tidak Benar!

Sebelumnya, DMFI mengungkapkan hasil investigasi mengenai praktik perdagangan daging anjing di Solo. Tidak hanya soal proses perdagangan dan penyembelihan yang dinilai tidak memperhatikan faktor kesejahteraan hewan.

Investigasi DMFI menemukan limbah dari rumah jagal anjing di Solo dibuang ke sungai yang muaranya di Bengawan Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya