SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes virus corona atau Covid-19 (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Pemerintah berencana melakukan rapid test corona secara massal untuk mencegah persebaran penyakit Covid-19. Rapid test itu menjadi langkah baru karena selama ini deteksi mengandalkan mesin Polymerase Chain Reaction alias PCR yang terbukti presisi mendeteksi pasien terpapar corona.

Meski rapid test corona akan dilakukan secara massal, namun PCR tetap akan digunakan sebagai pengecekan paling akhir karena selama ini akurasinya tidak diragukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama ini, Laboratorium Biomedik Kemenkes yang memeriksa spesimen pasien dari berbagai daerah. Piranti PCR yang tersedia di sana memang yang terbaik dan punya kemampuan memeriksa sampai 1.500 sampel per hari.

Virus Corona Mengancam, Pesta Hajatan Di Sragen Tetap Berlangsung

Baru sepekan belakangan, tugas itu dibagi ke sejumlah lembaga. Di antaranya Lembaga Eijkman, yang laboratoriumnya ada di kompleks RSCM Jakarta, kemudian RS Unair Surabaya, serta di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Menular di sejumlah kota besar di Indonesia.

Deretan laboratorium tersebut mengoperasikan piranti PCR canggih yang mampu mendeteksi virus corona. PCR dilengkapi dengan sequencer (perunut) kode genetik virus secara lengkap dan akurat.

Standar perkakas ini setara dengan piranti yang digunakan Center of Desease Control (CDC), lembaga federal dengan otoritas tertinggi dalam pengendalian penyakit menular di Amerika Serikat.

Misteri Virus Corona di Seminar Bogor, Panitia Tak Bisa Ditemukan

PCR yang digunakan dalam menganalisis virus corona ini bukan barang baru. Mesin fotokopi DNA ini pula yang digunakan dalam proyek global Human Genome 2000, pemetaan gen manusia, yang digelar antara 1991-2000.

Presisinya diakui luar biasa. Sebagaimana dikutip dari indonesia.go.id, Sabtu (21/3/2020), perancang PCR ialah Kary B. Mullis, ahli biologi molekuler dari San Diego, AS, yang meraih Penghargaan Nobel 1993.

Yang digunakan untuk pemeriksaan virus corona di Indonesia adalah PCR versi mutakhir yang di dalamnya diintegrasikan pula sequencer DNA.

Untuk keperluan pemeriksaan, spesimen dahak dan atau darah pasien diambil. Virus dalam spesimen dibiakkan dan diisolasi untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabung kecil untuk diproses di dalam mesin PCR.

Mula-mula, spesimen virus itu dipanaskan sampai 95 derajat Celsius. Proses denaturasi itu untuk memisahkan rantai DNA menjadi dua untaian panjang asam nukleat.

Keduanya akan menjadi template bagi PCR untuk menggandakannya dari satu menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya.

Reagen Khusus

Dengan reagen khusus, berupa enzim taq polymerase, yang spesifik untuk setiap keperluan tes, proses replikasi berjalan di bawah suhu 60 derajat Celsius.

Proses replikasi itu terjadi karena taq polimerase menyediakan material primer (berupa potongan genome sepanjang 20-30 unit basa protein) yang diperlukan. Penambahan Magnesium Clorida (MgCl2) dalam reaksi ini bisa mempercepat prosesnya.

Masker Kain Sritex, Bisa Dicuci-Pakai Berulang Kali, Apa Istimewanya?

Setiap satu proses replikasi itu disebut satu putaran siklus dan siklus ini dilakukan berulang kali.

”Hasil akhirnya adalah materi genetik berupa untaian asam nukleat yang identik,” kata Profesor Agus Setiyono, patologis dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sempat menyelesaikan post doctoral research di National Institute of Infectious Diseases, Tokyo, Jepang.

Replikasi yang berulang dengan mesin PCR itu diperlukan agar tersedia material genetik dalam jumlah yang cukup untuk diobservasi.

Selesai melakukan penggandaan atas rantai asam nukleat (material genetik), Agus Setiyono menjelaskan bahwa mesin PCR menyajikan gambar visual tentang ukuran, susunan, serta segmentasi genomenya.

Untuk mendeteksi apakah pada spesimen dahak pasien terdapat virus corona, misalnya, bisa dilakukan dengan membandingkan gambaran materi genetik yang digandakan PCR dengan material genetik asli dari virus standar, yang sudah disediakan sebelumnya.

Kapan Wabah Virus Corona Selesai? Ini Prediksi Ahli

Hanya saja, observasi semacam itu dianggap belum cukup. Maka, seperti yang dilakukan oleh Litbang Kementerian Kesehatan, observasi pun dilanjutkan dengan squencing (perunutan) kode genetiknya.



Piranti sequencer yang terintegrasi dalam mesin PCR itu bisa melakukan pemindaian atas susunan dan komposisi asam nukleat pada material genome yang telah digandakan itu.

Mesin itu pun bisa membandingkannya dengan genome standar virus yang ada. ”Bila kesamaannya tinggi, sampai 99 persen, misalnya, tidak ada keraguan bahwa keduanya identik,” katanya. Artinya, pasien terserang Covid-19.

Ternyata Ini Foto Asli Soeharto Naik Nmax 

Namun, pemeriksaan infeksi virus corona dengan mesin PCR dan Sequencer itu makan waktu dan pirantinya pun terbatas. Belum lagi, layanan PCR ini tergolong mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya