SOLOPOS.COM - Ilustrasi Car Free Sunday (CFS). (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Car Free Sunday (CFS). (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Car Free Sunday (CFS). (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI–Pemkab Wonogiri tengah serius menggodog rencana melaksanakan car free sunday (CFS). Ada dua titik lokasi yang mengemuka sebagai lokasi CFS tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dua lokasi dimaksud sama-sama berada di jalan utama pusat kota Kabupaten Wonogiri, yakni Jl. Jenderal Sudirman, masing-masing dari perempatan Ponten sampai perempatan Gudang Seng dan dari perempatan Ponten sampai SMP N 1 Wonogiri.

Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas, Suwargiyanto (Totok), mewakili Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Wonogiri, Ismiyanto, mengungkapkan kendati sudah dibahas secara intens dua pekan terakhir, kepastian lokasi dan kapan rencana CFS bakal dimulai itu masih belum final. “Ya sudah dibahas. Di rapat antar-SKPD dipimpin asisten Sekda. Tapi kepastiannya belum. Usulannya memang mengerucut dua lokasi itu, tapi masih mungkin berubah,” kepada Solopos.com, Minggu (8/9/2013).

Menurut dia, ada beberapa alasan mengapa dua pilihan titik CFS itu dipilih. Titik yang jaraknya lebih pendek, Ponten-Gudang Seng, dinilai dibutuhkan sebagai awal untuk melihat respons masyarakat. Jika respons masyarakat positif, bisa jadi pilihan CFS Ponten-SMP N 1 Wonogiri akan diterapkan. “Kalau jalan yang ditutup panjang dan responsnya minim, kan perlu evaluasi juga. Selain itu juga masukan dari stakeholders kami pertimbangkan, jadi belum fix,” sambung Totok.

Prokontra soal lokasi CFS juga sempat diungkapkan sejumlah kalangan dalam Rapat Koordinasi Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Wonogiri, yang dihelat di Kantor Dishubkominfo Jumat (6/9/2013). Kanit Dikyasa, Iptu Dirodo, yang datang mewakili Kasatlantas, AKP Sugiyamto dan Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani, mengatakan pemilihan lokasi perempatan Ponten-Gudang Seng perlu direvisi. Sebab di ruas jalan tersebut ada pasar yang biasanya ramai pada Minggu pagi. Dia khawatir gara-gara jalan di depan Pasar Kota Wonogiri ditutup, aktivitas para pedagang dan pembeli di pasar itu justru terganggu.

Kemacetan panjang bisa terjadi di jalan-jalan alternatif menuju pasar. Selain itu, Dirodo khawatir lahan di sekitar lokasi tidak mampu menampung semua kendaraan pedagang, pembeli, dan pengunjung CFS. Dengan berbagai alasan tersebut, Dirodo menyampaikan usul CFS diberlakukan di perempatan Gudang Seng sampai perempatan Sukorejo.

Sementara itu, Ketua Organda Wonogiri, Edy Poerwanto, justru memberikan pandangan yang berbeda. Edy menyatakan sebenarnya tidak keberatan Wonogiri punya CFS. Namun, dia menilai dibutuhkan kajian matang apakah memang Wonogiri saat ini tidak lagi memiliki ruang terbuka yang nyaman digunakan warga beraktivitas olahraga dan jalan santai di Minggu pagi, sehingga harus membuat CFS. Kendati demikian, Edy menyerahkan keputusan pada Pemkab. Dia hanya berharap rencana CFS ini tidak lantas mengabaikan kepentingan warga lain, yakni para pengemudi kendaraan umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya