SOLOPOS.COM - Warga beraktivitas di gelaran car free sunday (CFS) di Jl. Pemuda II kawasan kota Wonogiri. Foto sebelum pandemi Covid-19. (Rudi Hartono/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri bakal menggelar rapat koordinasi (rakor) menindaklanjuti rencana pembukaan Car Free Sunday atau CFS. Rakor yang melibatkan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) itu bertujuan mengatur ihwal teknis sebelum resmi memutuskan pembukaan CFS.

Rabu (25/5/2022) lalu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, memberi sinyal kuat bakal mengaktifkan kembali ajang CFS. Saat berbincang dengan wartawan di Wonogiri, ia mengatakan rencana membuka kembali CFS memerlukan waktu untuk berkoordinasi. Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri, Wahyu Widayati, turut hadir saat itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat dihubungi Solopos.com, Jumat (27/5/2022), Wahyu Widayati mengaku akan melakukan rakor dengan OPD terkait. Hal itu digunakan untuk memastikan hal-hal teknis saat CFS dibuka.

“Karena tidak bisa diselesaikan satu dinas saja. Kemarin kata Pak Bupati, jangan sampai terjadi rebutan tempat. Untuk itu kami harus mengatur seperti seberapa ruang yang dimiliki masing-masing pedagang. Apakah perlu zonasi atau bagaimana,” kata Wahyu.

Mengingat saat CFS dibuka sebelum pandemi Covid-19, ada ratusan pedagang yang berjualan di sana. Aktivitas ekonomi yang menggeliat, menjadi tujuan lain dari keberadaan CFS. Karenanya hal itu menjadi perhatian tersendiri bagi Wahyu.

Baca juga: Pemkab Wonogiri akan Bangun Mal Pelayanan Publik di Lokasi Ini

“Harus ada tindak lanjutnya dalam bentuk diskusi. Saat ini, kami butuh waktu untuk mendata para pedagang CFS melalui paguyuban,” ucapnya.

Terpisah, Ketua Paguyuban CFS, Aswin Asmoro Ady, menanggapi baik rencana Pemkab Wonogiri membuka kembali gelaran CFS setiap Minggu di sepanjang Jl. Insinyur Soekarno, Kabupaten Wonogiri. Rencananya, Sabtu (28/5/2022) malam ini, ia bersama pengurus paguyuban bakal menggelar rapat. Bahasan rapat itu untuk melakukan pendataan ulang jumlah pedagang CFS termutakhir.

Sebab, kali terakhir pendataan itu dilakukan pada 29 Juli 2021. Saat itu total ada 418 pedagang yang masih berstatus sebagai anggota paguyuban CFS. Kendati demikian ia memprediksi saat ini data jumlah pedagang berkisar 380an orang. Jumlah yang berkurang itu menurutnya karena beberapa di antaranya sudah tak lagi berdagang atau sudah meninggal dunia.

Baca juga: Kangen Dolan ke Car Free Sunday di Wonogiri? Ini Kata Bupati

“Pendataan terakhir itu dulu dilakukan saat ada bantuan dari pemerintah. Dari pendataan dulu, jumlahnya berkurang karena ada yang sudah meninggal dan ada yang sudah tidak berjualan. Apabila ada pedagang yang meninggal, kalau bisa diteruskan anaknya tidak masalah. Anaknya bisa menempati stannya untuk berjualan menggantikan orang tuanya,” kata Aswin saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Ia beranggapan, keberadaan CFS cukup membantu meningkatkan omzet. Sebagai penjual miniatur hotwheel, peningkatan omzet yang diraih saat CFS dibuka dapat mencapai angka 30 persen. Angka itu tak diakuinya tak dapat diraih hanya dengan berjualan online, terlebih saat CFS ditutup.

Selain meningkatkan omzet, keberadaan CFS sebagai tempat berjualannya juga bertujuan untuk meraih eksistensi. “Dengan adanya CFS, dagangan kami jadi lebih dikenal bonafide. Harapan kami, semoga CFS segera dibuka, ditata dengan baik. Kami sudah punya data jumlah pedagang dan plot-plotnya, nanti diatur dan dikomunikasikan dengan dinas terkait,” ucapnya.

Baca juga: Car Free Sunday Wonogiri Tak Kunjung Dibuka, Ini Harapan Pedagang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya