SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Alih-alih rencana Car Free Sunday (CFS) dijalankan, Pemkab Wonogiri sudah menuai kritik dari berbagai kalangan. Hal ini terkait kemampuan jalan yang digunakan untuk pengalihan arus lalu lintas selama CFS.

Sebelumnya, Pemkab berencana menerapkan CFS dengan tiga opsi lokasi, yakni perempatan Ponten-perempatan Gudang Seng, perempatan Ponten-Lapangan Sukorejo, dan perempatan Gudang Seng-Lapangan Sukorejo. Realisasi CFS tinggal menunggu keputusan Bupati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga Giritirto, Kecamatan Wonogiri, yang juga anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Putra Perwira Bangun Bangsa (PPBB), Heri Adibudiyanto, menilai kondisi jalan alternatif untuk pengalihan arus lalu lintas tidak siap menerima limpahan kendaraan dari jalan utama yang bakal ditutup. Jalan itu lebarnya hanya sekitar lima meter (m) dan banyak berbelok.

Selain itu, berdasarkan pantauan Solopos.com Senin (9/9/2013), ada sedikitnya empat jalan naik dan turun tajam di jalan tersebut.

“Itu jalan kampung. Apa siap kalau dilalui bus-bus, truk dengan tonase besar. Jalannya bisa rusak. Saya rasa harus dikaji ulang dulu rencana itu, tepat atau tidak, siap atau tidak kondisi jalan untuk pengalihannya,” ungkap Heri, kepada Solopos.com, Senin.

Kendati demikian, Heri tidak keberatan jika Pemkab tetap merealisasikan rencana CFS asalkan memilih lokasi yang tepat. Untuk itu, dia menilai Pemkab perlu membuat semacam diskusi publik untuk menampung semua ide dari warga Wonogiri mengenai CFS. Di sisi lain, dia memandang Wonogiri memiliki banyak potensi lokasi yang layak jadi ruang publik yang fungsinya sama seperti CFS, misalnya kawasan Alas Kethu.

Kritik juga diungkap para pengemudi angkutan kota (angkuta). Wakil Ketua dan pengurus Paguyuban Angkuta Wonogiri, Sularto dan Mashudi, sama-sama keberatan dengan rencana itu. Pertimbangannya, penutupan jalan di Jl. Jenderal Sudirman yang merupakan jalan protokol akan membawa dampak buruk berupa macetnya lalu lintas di jalur pengalihan.
Dua pengemudi angkuta itu pun khawatir penutupan ruas jalan utama akan mengganggu aktivitas para sopir angkuta untuk melayani konsumen yang hendak belanja ke Pasar Kota Wonogiri pada hari Minggu pagi.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kota Wonogiri, Joko Nulad Utomo, mengaku tidak keberatan atas rencana itu. Bagaimana pun juga, CFS dinilainya bisa menjadi ajang untuk meramaikan kota. Walau begitu, Joko menilai ide membuat CFS itu terkesan hanya mengikuti tren tanpa melihat faktor kepentingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya