SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengemis (Dok/JIBI)

Car Free Day (CFD) Solo kini dikeluhkan terkait banyaknya pengemis dan pengamen.

Solopos.com, SOLO – Pengunjung Car Free Day (CFD) di Jl. Slamet Riyadi mengeluhkan maraknya pengemis dan pengamen di area CFD, Minggu (27/3/2016). Keberadaan pengemis dan pengamen tersebut dinilai mengganggu kenyamanan pengunjung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang warga Pajang, Laweyan, Sumardi, 30, mengatakan setiap tahun jumlah pengunjung dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di CFD sepanjang Jl. Slamet Riyadi terus bertambah. Bertambahnya jumlah pengunjung dan PKL itu ternyata juga dibarengi dengan meningkatnya jumlah pengemis dan pengamen.

“Saya sudah enam kali dimintai uang oleh pengemis saat makan selama 30 menit di sini [PKL CFD],” ujar Sumardi kepada solopos.com, Minggu.

Ekspedisi Mudik 2024

Sumardi mengatakan pengemis itu mulai dari anak-anak, pemuda hingga lansia. Selain itu, pengemen juga banyak bertebaran di CFD. Pengemis dan pengamen, kata dia, sangat mengganggu pengunjung karena mereka meminta-minta saat pengunjung sedang menikmati makan.

“Saya tiap Minggu selalu di CFD dan hampir selalu didatangi pengemis dan pengamen untuk meminta-minta,” kata dia.

Ia mengatakan sebelumnya di area CFD sepanjang Jl. Slamet Riyadi pernah steril dari pengemis dan pengamen pada tahun lalu. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menempatkan Satpol PP dan Linmas disetiap sudut untuk berpatroli keliling mengawasi pengemis dan pengamen. Namun, sekarang pengemis dan pengamen kembali marak sementara petugas tidak ada.

“CFD sekarang terkesan seperti lahan empuk bagi pengemis dan pengamen. Kami khawatir kalau seperti ini terus dibiarkan jumlah mereka akan bertambah banyak,” kata dia.

Senada diungkapkan pengunjung CFD asal Tengerang, Tri Kurniawan, 40. Menurut dia, kedatangannya di Solo untuk mengadakan reuni alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di CFD. Selama duduk makan lesehahan di salah satu PKL di CFD didatangi sebanyak tujuh orang pengemis.

“Pertama kali saya didatangi pengemis diberi uang Rp2.000. Setelah itu ada anam orang pengemis datang lagi dalam jangka waktu sekitar lima menit dan semuanya tidak saya kasih uang,” kata dia.

Ia mengaku terkejut dengan banyaknya pengemis di CFD Solo. Ia membandingkan CFD di Tangerang pengemis dilarang masuk ke area CFD sehingga pengunjung merasa nyaman. Kalau ada pengemis nekat masuk di CFD ada petugas Satpol PP dan Linmas yang siap menertibkan.

“Saya sebagai orang pendatang yang ingin berlibur di CFD Solo sangat tergganggu dengan maraknya pengemis. Jangan sampai banyaknya pengemis merusak citra Kota Solo sebagai kota wisata,” kata dia.

Kepala Satpol PP Sutarjo, mengatakan keberadaan Satpol PP dan Linmas berpatroli memantau pengemis dan pengamen di CFD tahun lalu adalah inisiatif dirinya sendiri. Untuk tahun ini akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Dinsosnakertrnas), Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), dan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) untuk menertibkan mereka.

“Kami saat ini baru fokus membersihkan sampah di area CFD setiap Minggu. Kedepan rencananya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mebertibkan pengemis dan pengamen,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya