SOLOPOS.COM - Petugas medis menyiapkan vaksin Sinovac. (Solopos-Nicolous Irawan)

Solopos.com SRAGEN — Capaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Sragen tertinggi ketiga dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) setelah Kota Pekalongan dan Kota Solo. Capaian vaksinasi Sragen mencapai 77,8% dari total sasaran sebanyak 4.980 orang tenaga kesehatan (nakes).

Penjelasan itu disampaikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ditemui wartawan di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen, Jumat (29/1/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan selain capaian vaksinasi tersebut masih ada nakes yang ditunda vaksinasinya, tidak bisa divaksinasi karena komorbid, hamil, menyusui, dan penyintas, serta tidak bisa hadir saat vaksinasi karena pindah fasilitas kesehatan (faskes) tanpa diketahui keberadaannya.

Baca juga: Volume Kubah Lava Merapi Menurun, Begini Penjelasan BPPTKG

Yuni, sapaan Bupati, mengatakan sisa nakes yang belum divaksinasi itu mestinya pada Jumat ini selesai divaksin semua. Yuni mengatakan capaian vaksinasi di Sragen tertinggi ketiga di Jateng itu karena beberapa faktor.

Kalau dihitung secara objektif Sragen terhitung tertinggi di Jawa Tengah dari sejumlah kabupaten di Jateng.

“Kalau dilihat jumlah penduduknya, Sragen lebih padat daripada Pekalongan. Jumlah penduduk Solo lebih banyak tetapi Solo mulai lebih dulu pada 14 Januari lalu sedangkan kami memulai pencanangan 25 Januari lalu,” kata Bupati yang diamini Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto.

Manajemen Pengelolaan

Yuni menjelaskan faktor yang mempengaruhi tingginya capaian vaksinasi itu di antaranya karena manajemen pengelolaan yang baik di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen.

Dia mengatakan setiap nakes yang sudah terdaftar dalam sistem informasi sumber daya manusia kesehatan (SI-SDMK) sudah diberitahu sebelumnya.

Baca juga: Cuaca Buruk, 2 Pesawat Tujuan Semarang Mendarat Darurat di Bandara Adi Soemarmo

Yuni melanjutkan faktor berikutnya berupa kesigapan fasilitas kesehatan (faskes) seperti puskesmas dan rumah sakit (RS) dalam percepatan vaksinasi dan kesiapan tenaga vaksinator.

“Selain itu tingkat kepercayaan publik yang tinggi terhadap vaksin pascapencanangan karena banyak warga yang bertanya dan meminta untuk divaksinasi. Tidak ada yang menolak vaksin, hanya mereka yang batal divaksinasi karena komorbid, hamil, menyusui, dan penyintas,” ujar Yuni.

Yuni akan melihat progresnya hingga 14 Februari 2021. Dia mengatakan vaksin yang diterima Sragen kemungkinan akan tersisa.

Pindah Faskes

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Hargiyanto mengatakan vaksinasi terus berjalan dengan menyisir nakes yang belum ikut vaksinasi, termasuk nakes yang tidak hadir saat vaksinasi.

Dia mengatakan ketidakhadiran nakes saat vaksinasi itu karena tidak diketahui keberadaannya dan dimungkinkan sudah pindah ke faskes lain tanpa terdeteksi. Hargiyanto mengatakan nakes ini biasa nakes di klinik swasta.

“Mungkin juga sudah vaksinasi di daerah lain sehingga tidak terdeteksi. Nakes yang memiliki e-ticket itu bisa mengikuti vaksinasi di daerah lain. Seperti anak saya yang co-ass di Jogja maka vaksinnya juga di Jogja,” ujarnya.

Baca juga: Daftar 100 Universitas Terbaik Indonesia Versi Webometrics, Kampusmu Nomor Berapa?

Hargiyanto akan menghabiskan nakes yang masuk dalam data SDMK dulu baru ketahui sisa vaksinnnya. Dia mengatakan penentuan relokasi vaksin itu menjadi wewenang Kepala DKK dan Pemerintah Provinsi tidak boleh mengambil jatah vaksin di kabupaten.

“Makanya vaksin yang tersisa di puskesmas dibiarkan dan tidak diambil ke kabupaten,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya