SOLOPOS.COM - Petani milenial di Kadilangu, Baki, Sukoharjo, Anita Safitri, 26, menanam padi di sawah. (Istimewa-dok Anita Safitri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Anita Safitri wanita cantik yang merupakan petani milenial di Sukoharjo, Jawa Tengah, ternyata bukan orang sembarangan. Perempuan 26 tahun itu menjabat sebagai sekretaris desa alias Bu Carik di Kadilangu, Kecamatan Baki.

Meski masih muda dan cantik, Anita tidak takut kulitnya menghitam terkena sengatan matahari. Dia pun tidak takut jika pakaian dan kulitnya terkena lumpur yang hitam dan kotor.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bagi Anita, petani memiliki masa depan cemerlang jika digeluti secara serius. Dia mengatakan bahwa petani zaman sekarang tidk harus terjun langsung ke sawah.

“Mindset anak muda itu kalau bertani harus turun [ke sawah], padahal kan tidak harus kotor-kotoran, ya kemarin sempat ikut [menanam padi] misal kalau libur. Turun [ke sawah], ikut menanam, ya hitung-hitung olahraga kalau pagi itu kan seger. Sekarang jual beras aja bisa lewat online,” katanya saat ditemui Solopos.com di sawahnya, Sabtu (21/5/2022).

Selama ini, Anita mengelola tanah bengkok seluas dua hektare. Lokasinya berada tepat di belakang Kantor Desa Kadilangu. Selain itu, dia juga memiliki lahan pribadi kurang lebih satu hektare tidak jauh dari tanah bengkok tersebut.

Baca juga: Petani Milenial Sukoharjo: Hasil Panen Bisa untuk Healing dan Perawatan

Yuk ke Sawah

Bu Carik Kadilangu, Sukoharjo ini mengaku tergerak sendiri menjadi petani milenial. Bahkan kedua orang tuanya tidak ada yang menjadi petani.

Guna mengurus lahannya, Anita mempekerjakan empat orang. Sesekali dia ikut terjun menanam padi sekaligus olahraga dan mencari udara segar.

“Saya tidak sering ikut terjun menanam, saya sebagai manajer jadi saya ikut memasarkan, memberi modal, dan mengatur modalnya akan diputar seperti apa,” jelasnya.

Baca juga: Petani Sukoharjo Diingatkan Bahaya Racun Logam Berat dari Pestisida

Saat ini komoditas yang dia tanam seluruhnya merupakan padi dengan jenis Inpari 32. Selama lima tahun bertani, dia mengatakan hasil yang didapat cukup menjanjikan. Bahkan dia menyebut menjadi petani tidak merugikan, justru setiap empat bulan sekali dia merasakan masa panen.

“Pesan untuk anak muda di luar sana apalagi yang masih muda dan orang tuanya punya modal. Ayo kita terjun di sawah, tidak usah malu, kalau kita sebagai petani milenial hasilnya juga bisa untuk healing kalau kata anak muda sekarang. Lagian kalau takut hitam dan takut kotor kan hasil dari panenan bisa buat mempercantik [diri],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya