SOLOPOS.COM - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Kota Solo Selvi Ananda memimpin rapat upaya pencegahan stunting dari hulu di gedung PKK, Solo, Rabu (29/12/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Calon pengantin di Kota Solo mulai 2022 mendatang wajib mengunduh Eksimil, yakni aplikasi elektronik Siap Nikah dan Hamil. Hal itu terungkap dalam acara sosialisasi pencegahan stunting yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Solo serta Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) Solo di kantor TPPKK Solo, Rabu (29/12/2021).

Sosialisasi diikuti para pendamping keluarga di Kota Bengawan. Kepala DPPKB Kota Solo, Purwanti, menjelaskan dinas telah membentuk pendamping keluarga dari unsur PKK, kader KB, dan tenaga kesehatan setempat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para pendamping keluarga akan menyasar keluarga berisiko, antara lain calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin, dan ibu dengan balita. “Ada sistemnya saat calon pengantin mendaftarkan diri ke kelurahan harus download aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil [Eksimil],” katanya.

Baca Juga: Ada Anak Meninggal di Jombang Seusai Divaksin, Gibran: Solo Aman

Ia mengatakan aplikasi Eksimil yang wajib diunduh calon pengantin Kota Solo itu berisi konten edukasi serta kuesioner yang dapat dilihat pendamping keluarga pada 2022. Pendamping keluarga akan memberikan penyuluhan/pendekatan kepada calon pengantin yang berisiko.

Faktor risiko yang dipantau, antara lain status gizi (berat badan dan tinggi badan), status kesehatan, risiko terpapar asap rokok atau tidak, dan usia calon pengantin perempuan. Adapun usia yang siap hamil mulai 21-35 tahun. Pada usia tersebut kondisi rahim, psikis, dan ekonomi siap memiliki momongan.

Menurut Purwanti, pencegahan stunting dari hulu merupakan program pemerintah pusat. Kementerian Agama, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, dan Kementerian Kesehatan telah sepakat untuk menurunkan angka stunting melalui program tersebut.

Baca Juga: Walah, Wali Kota Solo Gibran Kritik Manajemen Gojek soal Delivery Fee

Pemeriksaan 3 Bulan Pranikah

Ia menambahkan angka stunting Kota Solo 1,9% dari jumlah balita atau 507 anak. Angka tersebut rendah dibandingkan tingkat stunting Jawa Tengah dan nasional namun perlu upaya supaya Kota Solo bebas stunting.

Ketua TPPKK Solo, Selvi Ananda, menjelaskan kegiatan kemarin merupakan peresmian untuk edukasi, pendampingan, pemeriksaan tiga bulan pranikah melalui aplikasi Eksimil. Tujuan aplikasi untuk memastikan calon ibu siap memiliki anak dan mencegah stunting.

“Data terbaru dari Kepala BKKBN Pusat Jateng turun menjadi 20% dan Kota Solo termasuk rendah. Program Pemerintah Jawa Tengah berhasil. Upaya ini memaksimalkan pencegahan stunting,” paparnya.

Baca Juga: Cegah Konvoi Malam Tahun Baru, Semua Akses Kota Solo Dijaga Ketat

PKK menggandeng anak muda dalam komunitas generasi berencana untuk edukasi pencegahan stunting. Pesan yang disampaikan sesama remaja atau anak muda lebih mudah diterima kelompoknya.

Mengutip laman www.jatengprov.go.id, angka stunting nasional mencapai 27,6%. Presiden menargetkan penurunan stunting 14% pada 2024.

“Berdasarkan pengalaman di negara lain, sulit untuk menurunkan stunting hingga tiga persen. Padahal, kita harus menurunkan lima persen per tahun. Karenanya, kita harus bersama-sama bekerja keras menurunkan stunting,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya