SOLOPOS.COM - Ilustrasi koleksi Museum Radya Pustaka Solo (JIBI/Solopos/Dok.)

Cagar budaya Solo, Pemkot menelusuri 20 buku kuno yang dijual ke pihak ketiga.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menelusuri 20 buku kuno berupa naskah carik atau tulisan tangan koleksi Museum Radya Pustaka yang dijual ke pihak ketiga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jual beli tersebut dilakukan saat museum masih dikelola Yayasan Paheman Radyapustaka. Hal itu terungkap saat penyerahan pengelolaan Museum Radya Pustaka dari Komite Pengelola Museum Radya Pustaka ke Pemkot Solo.

“Kami menerima laporan ada 20 buku kuno koleksi Radya Pustaka yang dijual ke perpustakaan Universitas Indonesia,” kata Wali Kota yang akrab disapa Rudy itu ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Rabu (4/1/2017).

Pemkot akan berupaya agar buku kuno tulisan tangan bersejarah ini bisa kembali ke Museum Radya Pustaka. Jual beli koleksi itu terjadi sebelum terbentuknya komite museum.

Berdasarkan laporan, koleksi yang dijual itu merupakan koleksi penting bagi museum sehingga Pemkot akan berupaya untuk memulangkannya. “Kami akan menjalin komunikasi dengan universitas [UI] agar memperoleh buku itu kembali. Jika perlu kami akan membelinya kembali,” katanya.

Selain pemulangan koleksi, pembentukan dewan kurator museum menjadi salah satu pekerjaan yang masih harus dilanjutkan. Apalagi, Pemkot belum memiliki sumber daya manusia yang memiliki kemampuan sebagai kurator.

“Mungkin mantan anggota komite museum akan kami minta menjadi pendamping untuk sementara,” katanya.

Mantan Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo Subagyo, mengungkapkan jual beli buku kuno diketahui saat komite menginventarisasi koleksi Museum Radya Pustaka. Sebelumnya komite juga menerima laporan dugaan buku kuno milik museum dijual ke pihak ketiga.

“Dokumen jual beli koleksi museum ditemukan di tumpukan arsip dan ada nota pembeliannya. Itu [penjualan buku] sudah lama sekali, zaman sebelum komite,” kata dia.

Dalam dokumen itu tertulis ada 20 buku koleksi Museum Radya Pustaka yang dijual ke pihak ketiga, yaitu perpustakaan Fakultas Sastra Daerah Universitas Indonesia (UI). Nilai jual buku saat itu tertulis Rp195.000.

Ia bersama anggota komite lain sempat mencari keberadaan buku itu ke perpustakaan Fakultas Sastra Daerah UI pada 2013 lalu. Hasilnya komite menemukan buku kuno dengan kondisi masih ada stempel Museum Radya Pustaka.

“Bukunya masih dalam kondisi baik. Salah satu buku itu naskah Rengrengan Bausastra dengan tulisan tangan,” katanya tanpa memerinci lebih lanjut buku apa saja yang telah dijual ke pihak ketiga.

Kini, buku-buku kuno itu sudah dipindahkan ke perpustakaan pusat UI. Terkait ini, rencana semula komite mengambil kembali buku kuno akhirnya dibatalkan.

“Dulu waktu berada di Fakultas Sastra masih bisa diambil, tapi sekarang sudah terinventarisasi di perpustakaan pusat UI. Jadi sulit untuk memulangkannya,” katanya.

Menurut dia, dibutuhkan komunikasi dari Pemkot dengan UI agar buku kuno tulisan tangan ini kembali ke Museum Radya Pustaka. Kasus jual beli barang cagar budaya koleksi Museum Radya Pustaka pernah terungkap sebelumnya.

Enam arca batu koleksi Museum Radya Pustaka Solo diketahui dijual ke Hugo Kreijger, seorang diler dan konsultan benda-benda seni yang pernah bekerja lama di Christie  Amsterdam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya