SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisatawan atau pengunjung Candi Borobudur. (JIBI/Solopos/Antara)

Cagar budaya Candi Borobudur di Jateng terancam kelestariannya karena pengelola taman wisata itu tak tegas menegakkan aturan.

Semarangpos.com, SEMARANG — Cagar budaya Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah (Jateng) terancam kelestariannya karena pengelola taman wisata itu tidak tegas menegakkan aturan. Peringatan keras terhadap pengelola Taman Wisata Candi Borobudur datang dari lembaga legislatif karena adanya pengunjung yang memegang atau menginjak stupa di kawasan tersebut.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

“Hingga saat ini masih ada pengunjung yang nekat duduk atau naik ke stupa Candi Borobudur, jika terus dibiarkan, maka kelestarian candi yang masuk dalam situs warisan dunia tersebut tidak akan bertahan lama,” kata anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah Didiek Hardiana di Kota Semarang, Senin (10/7/2017).

Menurut dia, pengelola Taman Wisata Candi Borobudur harus bisa mengantisipasi para pengunjung yang melanggar larangan memegang dan menginjak stupa, termasuk bergerombol di atas atau di satu titik tertentu. “Sudah ada alur dan peraturan yang ditetapkan oleh mereka sendiri, seharusnya itu harus ada ketegasan,” ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jateng Urip Sihabudin mengaku sedang mencari solusi terbaik bersama komunitas yang peduli Candi Borobudur dan wisata heritage terkait dengan larangan memagang dan menginjak stupa. Ia menyebutkan pelarangan melalui tulisan dan peringatan yang disampaikan petugas pengelola Taman Wisata Candi Borobudur itu tidak cukup ampuh untuk menyadarkan masyarakat.

“Sebenarnya sudah ada petugas yang selalu mengingatkan wisatawan yang naik atau duduk di stupa, hanya saja ketika terjadi lonjakan pengunjung, petugas menjadi kewalahan,” katanya.

Urip meminta kesadaran pengunjung untuk ikut merawat kelestarian Taman Wisata Candi Borobudur, apalagi peninggalan sejarah tersebut sudah cukup rapuh jika diberlakukan sembarangan. “Sayang kalau rusak, memang teknologi bisa membangunnya kembali, tapi chemistry-nya sudah hilang,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya