SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (M. Aris Munandar/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Calon bupati dan wakil bupati atau cabup-cawabup terpilih Wonogiri, Joko Sutopo-Setyo Sukarno, tidak membuat program jangka pendek 100 hari setelah pascapelantikan nanti.

Hal itu karena menurut mereka program berkelanjutan yang ingin mereka laksanakan tak mungkin bisa terwujud dalam waktu sependek itu. Kedua politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP tersebut bakal mewujudkan pembangunan sesuai visi misi saat maju Pilkada 2020 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Joko Sutopo alias Jekek kepada Solopos.com, Selasa (2/2/2021), mengatakan sejak pertama menjabat Bupati Wonogiri, Februari 2016 lalu, ia tak pernah memasang program 100 hari setelah dilantik. Pada periode kedua ini pun, Jekek melakukan hal serupa.

Baca Juga: Soal Polemik Masa Kerja Perangkat Desa, Begini Keputusan Pemkab Sragen

Alih-alih memikirkan program jangka pendek tersebut, setelah pelantikan nanti cabup-cawabup terpilih Wonogiri dan jajaran organisasi perangkat daerah bakal fokus menyusun rencana kerja pemerintah daerah atau RKPD. RKPD menjadi acuan program selama satu tahun anggaran.

Tak Realistis

Jekek tak ingin latah dengan hal-hal yang seolah-olah bombastis, tetapi realisasinya tak sesuai harapan. Menurutnya, program yang terefleksikan dalam visi misinya akan menjadi tak realistis jika harus diwujudkan dalam waktu 100 hari atau bahkan 200 hari.

“Yang jelas kami akan menyajikan tata kelola dan manajerial SDM [sumber daya manusia] yang tetap menggunakan sistem meritokrasi. Anggaran akan kami kelola dengan berbasis skala prioritas,” katanya.

Baca Juga: Terus Bertambah, Seratusan Pengelola Parkir Solo Ajukan Keringanan Setoran Retribusi

Joko Sutopo dan Setyo Sukarno sebagai cabup-cawabup terpilih Wonogiri yang segera dilantik akan melanjutkan program strategis periode I. Program yang masih relevan dan memberi dampak besar bagi pembangunan daerah, baik pembangunan manusia maupun pembangunan ekonomi, akan dilanjutkan.

Program pembangunan manusia itu seperti program yang menyentuh aspek kesehatan dan pendidikan. Contohnya, dengan memperluas sasaran penerima bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN. Kemudian mengalokasikan anggaran program perawatan gratis di bangsal kelas III RSUD Soediran Mangun Sumarso Wonogiri dan puskesmas, dan lainnya.

Angka Kemiskinan

Pada bidang pendidikan, Jekek akan mengevaluasi secara menyeluruh program pendidikan yang direalisasikan pada periode pertama 2016-2021. Evaluasi itu akan menghasilkan data dampak yang dirasakan masyarakat atau outcome. Data tersebut akan menjadi acuan untuk membuat kebijakan lanjutan cabup-cawabup terpilih Wonogiri itu.

Baca Juga: Tebing Lereng Bukit Sidoguro Klaten Longsor Timpa Gedung Olahraga Milik Kades

“Angka penduduk miskin Wonogiri pada 2020 naik 0,61 persen dibanding 2019. Ini akibat terdampak pandemi Covid-19. Kenaikan ini menurut saya tergolong tinggi. Ini yang akan menjadi fokus kami nanti untuk menekan angka kemiskinan. Lima tahun ke depan saya ingin penduduk miskin Wonogiri turun menjadi satu digit saja,” imbuhnya.

Badan Pusat Statistik atau BPS berdasar Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas 2020, penduduk miskin Wonogiri 2020 sebanyak 104.370 jiwa. Jumlah itu mencapai 10,86 persen dari populasi penduduk pada tahun tersebut sebanyak 961.077 jiwa.

Jumlah penduduk miskin 2020 bertambah 6.090 jiwa atau 0,61 persen daripada 2019. Saat itu penduduk miskin tercatat 98.280 jiwa atau 10,25 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya