SOLOPOS.COM - Proses pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa salah satu strategi besar ekonomi dan bisnis negara saat ini adalah penerapan ekonomi hijau.

Green Economy atau ekonomi hijau adalah gagasan ekonomi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM Badan Pengembangan SDM ESDM, ekonomi hijau dapat juga diartikan perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbondioksida terhadap lingkungan, hemat sumber daya alam, dan berkeadilan sosial.

Implementasi ekonomi hijau telah dimulai melalui Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon atau Low Carbon Development Initiative (LCDI) yang terintegrasi dengan RPJMN 2020-2024 dan selaras dengan amanah UU No.3/2014 tentang Perindustrian.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan tekad mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, maju, dan industri hijau.

Baca Juga : Jos! Petani & Peternak Klaten Bisa Jadi Penopang Kedaulatan Pangan

“Pada industri hijau, proses produksi mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian lingkungan hidup dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Menperin seperti dikutip Solopos.com dari laman resmi Kementerian Perindustrian pada Minggu (23/10/2022).

Konsep ekonomi hijau diharapkan dapat membalikkan tren polusi dan degradasi lingkungan melalui berbagai kebijakan dan insentif yang mendukung terciptanya keadilan sosial, pertumbuhan ekonomi, dan pola pembangunan berkelanjutan.

Ekonomi Hijau & Perubahan Iklim

Salah satu bab pada buku berjudul Kumpulan Pemikiran Pengembangan Green Economy di Indonesia (Tahun 2010-2012) karya Direktorat Lingkungan Hidup Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas pada 2013 menjelaskan tentang ekonomi hijau di Indonesia.

Ekonomi hijau berusaha mendorong perekonomian yang relatif rendah karbon, penggunaan energi lebih efisien, dan secara sosial lebih melibatkan banyak orang. Keputusan ini diharapkan dapat mengarah kepada dunia yang terlepas dari perubahan iklim dan lebih hijau.

Baca Juga : Widodo Makmur Perkasa Raih Pendanaan Rp600 Miliar dari LDA

Bagaimanapun, perubahan iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer sehingga menyebabkan efek gas rumah kaca. Di Hari Ozon Sedunia ke-35, Jumat (16/9/2022), Menteri LHK, Prof Siti Nurbaya, menuturkan perlunya aksi kolaborasi, kemitraan, dan kerja sama global untuk menjawab tantangan perubahan iklim dan melindungi bumi bagi generasi mendatang.

Indonesia adalah salah satu negara yang mendatangani Protokol Montreal, yakni traktat internasional dirancang melindungi lapisan ozon dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan ozon.

“Upaya Protokol Montreal untuk mengurangi konsumsi Hidrofluorokarbon [HFC] yang merupakan gas rumah kaca dengan nilai potensi pemanasan global tinggi dan meningkatkan efisiensi energi melalui Amendemen Kigali ini dapat memperlambat gangguan iklim,” jelas Menteri Siti seperti dikutip pada laman resmi KLHK.

Butuh peran pelaku industri untuk mengatasi kerusakan lapisan ozon. Beberapa di antara menggunakan piranti ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang sempurna. Kedua hal itu menjadi komponen dari penerapan ekonomi hijau.

Peran Pelaku Industri

Baca Juga : Selamat! CEO dan Founder WMP Resmi Jadi Ketua LPP PBNU

Nah, berbicara tentang peran pelaku industri, khususnya dari sektor consumer goods and agriculture di Indonesia, PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk telah menerapkan beberapa praktik enomomi hijau dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Hal itu sejalan dengan agenda besar pemerintah.

Perusahaan memanfaatkan tenaga surya sebagai pasokan energi tambahan internal perusahaan sejak 2021. Dampaknya, perusahaan bisa menekan biaya operasional hingga 20%-25% dan menurunkan biaya produksi secara keseluruhan antara 2%-3%.

Perusahaan menginisiasi dan mengelola pemasangan infrastruktur energi terbarukan di semua fasilitas grup. Kebijakan itu sejalan dengan upaya pemerintah mendorong ekonomi hijau. Mereka percaya investasi pada praktik keberlanjutan atau sustainability akan mendatangkan manfaat bisnis dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Selain itu, perusahaan juga berhasil mengolah kotoran ternak menjadi pupuk alami kaya manfaat bagi pertanian sehingga memberikan nilai ekonomis tambahan bagi perusahaan. Langkah ini sejalan dengan upaya pencegahan efek rumah kaca dunia, terutama menjaga kenaikan suhu global tetap stabil.

Berikutnya, melalui unit Penelitian dan Pengembangan (Litbang) perusahaan, para tim ahli tengah mengembangkan pemanfaatan kotoran ternak untuk diolah menjadi biogas sehingga bisa dimanfaatkan sebagai energi terbarukan.

Baca Juga : Baru Berusia 29 Tahun, Ini Sosok COO Widodo Makmur Perkasa

Upaya perusahaan mendorong transformasi perusahaan masih terus berlanjut. Perusahaan sedang mengembangkan compressed natural gas (Bio-CNG) sebagai bagian pemanfaatan energi terbarukan.

Sisa materi Bio-CNG berupa bahan organik sludge atau lumpur bisa digunakan kembali sebagai pupuk organik dan bahan pembuatan biopelet. Selain bermanfaat bagi unsur hara tanah, biopelet dapat menjadi sumber energi terbarukan pengganti batu bara.



Langkah WMP sejalan dengan komitmen dan visi perusahaan untuk bertransformasi menjadi bisnis hijau, holistik, dan berkelanjutan. Selain itu, sebagai bukti nyata penerapan prinsip environmental, social and corporate governance (ESG).

Perusahaan lain di Indonesia diharapkan mampu menerapkan industri ramah lingkungan sehingga tercipta ekonomi hijau. Hasil akhir dari penerapan industri ramah lingkungan itu adalah perkonomian bergerak cepat, lingkungan terjaga tepat.

Baca Juga : Gelora Milenial di Balik Pemberdayaan UMKM oleh PT Widodo Makmur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya