SOLOPOS.COM - Penumpang menunggu Bus Damar Sasongko berangkat dari Terminal Tirtonadi Solo sisi timur, Selasa (28/6/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Bus Damar Sasongko sebagai bus perintis Soloraya masih ampuh membawa penumpang menjelajahi jalanan dari Terminal Tirtonadi Solo, Semanggi, Grogol, Sukoharjo, Songgorunggi, Mento, Klerong, hingga Jatipuro.

Padahal, bodi maupun mesin yang dipakai bus itu tergolong tua. Menurut salah satu pengemudinya, bus legendaris itu sudah ada sejak tahun 1991. Pengelola bus senantiasa mengontrol kesehatan mesin setiap sore hari agar selalu awet dan tahan lama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Suratno, 34, supir Bus Damar Sasongko mengatakan setiap sore setelah beroperasi, pengelola selalu rutin memeriksa kondisi mesin. Pemeriksaan mesin itu dilakukan secara berkala agar kondisi mesin tetap awet.

Karena seperti diketahui trayek yang dilalui bus perintis itu cukup jauh hingga memakan waktu dua jam sekali jalan. “Awet sejak tahun 1991, setiap sore dicek terus,” ucap Suratno saat berbincang dengan Solopos.com di Terminal Tirtonadi, Solo, Selasa (28/6/2022).

Kerusakan mesin saat jam operasional, kata Suratno, hampir tidak pernah dialami. Menurutnya, kendala yang biasa dialami Bus Damar Sasongko jurusan Solo-Jatipuro itu hanya ban bocor saat di jalan.

Baca Juga: Wah! Bus Perintis Solo-Batu Jamus Tarifnya Lebih Mahal Dari Solo-Jogja

“Jarang [bermasalah] itu, paling ban bocor, dan itu sudah biasa sering dijumpai, kan enggak mesti kena paku, kena benda tajam,” katanya. Saat ini, kata Ratno, Bus Damar Sasongko tersisa empat unit dari total 17 unit yang beroperasi pada awalnya.

Dalam satu hari satu bus jalan pulang-pergi empat kali. Suratno mengatakan bus Solo-Jatipuro yang dia kemudikan itu menggunakan mesin Mitsubishi Umplung 100 PS.

Bodi atau karoserinya dari Tri Sakti. Menurutnya, meski tua mesinnya masih kokoh melaju mengantarkan penumpang sampai tujuan. Bus Damar Sasongko jurusan Solo-Jatipuro itu, kata Suratno, memiliki kapasitas 25 tempat duduk dengan kursi 2-2.

Bus ekonomi yang mengandalkan AC alami dari jendela dan pintu bisa muat 40-an orang. “Kapasitasnya itu bisa muat 40-an, kursinya ada 25,” katanya.

Baca Juga: Penumpang Bus Perintis Solo-Sukoharjo, Bekerja Hingga Sekadar Nostalgia

Mabuk Perjalanan

Bus tersebut meski tanpa AC menjadi pilihan bagi Wulandari, 38, penumpang Bus Damar Sasongko. Dia mengakui tidak tahan naik bus ber AC yang membuat mabuk perjalanan.

“Enggak tahan kalau yang ada AC-nya itu mabuk, jarang naik, ini mau pulang ke Sukoharjo,” ucapnya saat diwawancarai Solopos.com saat menunggu bus jalan kawasan Solo.

Wulandari mengatakan angin yang masuk melalui pintu dan jendela justru membuatnya tidak pusing. “Biasanya kalau ke Solo dianterin naik motor, lha ini kebetulan enggak ada yang nganterin jadi naik bus. Untungnya masih ada,” katanya.

Penumpang lain, Margono, 40, mengatakan naik bus Damar Sasongko jurusan Solo-Jatipuro karena disarankan oleh adiknya. Kebetulan saat itu dia baru kali pertama menaiki bus jurusan Jatipuro itu.

Baca Juga: Legend! Bus Perintis Solo-Karanganyar Dan Solo-Sukoharjo Masih Eksis Lo

“Wah ini malah baru pertama naik, disaranin adik saya, naik Damar Sasongko saja mas, itu nanti langsung turun Mento,” ucapnya menirukan saran adiknya. Margono awalnya terkejut saat melihat bus yang akan dia tumpangi bus lawas.

Dia awalnya mengira kalau di Terminal Solo sudah tidak mengoperasikan bus zadul semacam itu. “Malah saya kira busnya semacam BST, ternyata masih ada bus seperti ini di Solo, tempat duduknya ya masih model zaman dulu,” ucapnya.

Pantauan Solopos.com, selama 30 menit bus terparkir, hanya ada lima penumpang yang naik. Tujuan mereka beragam mulai dari Sukoharjo, Mento, hingga Jatipuro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya