SOLOPOS.COM - Sejumlah karyawan PO Cendana melakukan aksi unjuk rasa di kantor perusahaan bus tersebut di Desa Kaibon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jumat (2/4/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN — Bagi warga Madiun maupun Ponorogo pengguna transportasi bus tentu sudah tidak asing lagi dengan bus Cendana atau PO Madjoe Muda Mandiri yang salah satunya melayani trayek Ponorogo-Surabaya.

Bus ini berwarna hijau ini memiliki tanda ikonik berupa gambar beruang kutub. Warna bus ini mirip kompetitornya yang juga memiliki trayek Ponorogo-Surabaya, yakni bus Restu. Namun, bus Restu menggunakan ikon panda.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selama setahun terakhir, bus Cendana rute Ponorogo-Surabaya ini ternyata off alias tidak beroperasi. Puluhan karyawan yang terdiri dari sopir, kernet, dan kondektur serta mandor bus itu berhenti bekerja.

Baca Juga: Tak Beroperasi Setahun, Karyawan Geruduk Pemilik Bus Cendana

Karena sudah libur selama setahun, sejumlah karyawan PO Madjoe Muda Mandiri menggeruduk kantor perusahaan bus di Jalan Raya Madiun-Ponorogo, Desa Kaibon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, itu pada Jumat (2/4/2021).

Mereka menuntut kejelasan bus yang selama setahun terakhir tidak beroperasi. Owner PT Madjoe Muda Mandiri atau PO Cendana, Suprihatin, mengatakan bus Madjoe Muda Mandiri yang lebih dikenal sebagai bus Cendana untuk trayek Ponorogo-Surabaya memang sudah satu tahun berhenti beroperasi.

Keluhan Karyawan

Bus untuk trayek ini dihentikan perusahaan karena ada keluhan dari para karyawan berkaitan waktu parkir di terminal yang hanya sepuluh menit. Ada 20 unit bus patas dengan rute Ponorogo-Surabaya yang tidak beroperasi setahun terakhir.

Baca Juga: “Malioboro” Di Jl Gatsu Solo: Dicetuskan Jokowi, Direalisasikan Gibran?

“Kalau parkir sepuluh menit itu memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan penumpang. Sebenarnya para karyawan tidak dirumahkan, mereka tetap bisa jalan. Tetapi karena tidak dapat penumpang, akhirnya tidak jalan,” katanya seusai menemui para karyawan yang protes, Jumat (2/4/2021).

Atas kondisi itu, para karyawan kemudian meminta manajemen memperbaiki waktu parkir di terminal. Ia mengklaim telah mengurus pembenahan waktu lama parkir bus di terminal. Tetapi, ternyata sampai saat ini belum ada perubahan. “Mereka [karyawan] itu inginnya segera, karena memang sudah lama tidak bekerja,” terangnya.

Karyawannya juga kerap menanyakan pembaruan waktu lama parkir itu, tetapi karena belum ada keputusan dari pemerintah, ia juga tidak bisa memberikan jawaban pasti.

Baca Juga: Hujan Deras 7 Jam, Banjir Bandang dan Longsor Terjang 4 Kecamatan di Madiun

Suprihatin menyebut ada salah satu bus kompetitor yang bisa parkir di terminal selama tiga puluh menit. Padahal itu tidak diperbolehkan. Kondisi ini tentu membuat bus lain akan kesulitan untuk mendapatkan penumpang.

Minta Tolong Ombudsman

Lebih lanjut, ia mengaku telah mengurus izin perubahan waktu tunggu bus untuk trayek Ponorogo-Surabaya ini ke Dinas Perhubungan Jawa Timur di Surabaya. Bahkan, ia sudah meminta pertolongan berbagai lembaga seperti Ombudsman untuk menangani hal ini. Tetapi, sekali lagi belum ada hasil yang jelas.

“Kami juga meminta keadilan dari pemerintah, kalau bus lain bisa parkir 30 menit, kenapa kami hanya boleh 10 menit. Kami hanya minta keadilan dalam pengaturan jam-jamnya,” ujarnya.

Baca Juga: Diterjang Air Sungai, Jembatan Patihan Madiun Putus

Menurutnya, waktu parkir 10 menit di terminal memang tidak relevan lagi untuk mendapatkan penumpang. Untuk itu, ia berharap ada survei lapangan lagi supaya waktu parkir di terminal bisa lebih efektif.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah kru PO Cendana atau PT Madjoe Muda Mandiri melakukan aksi unjukrasa di kantor bus tersebut di Jalan Raya Madiun-Ponorogo, Desa Kaibon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jumat (2/4/2021).

Mereka menuntut kejelasan operasional bus Ponorogo-Surabaya itu yang selama setahun terakhir tidak beroperasi. Dengan membentangkan sejumlah poster berisi tuntutan, mereka kemudian merangsek masuk ke dalam untuk bertemu pihak manajemen.

Baca Juga: 3 Warga Klaten Beda Kecamatan Diciduk Tim Densus 88 Antiteror

Tidak Ada Kejelasan

Peserta aksi unjuk rasa ini sempat diadang petugas keamanan yang berjaga di depan gerbang kantor. Namun, petugas keamanan yang hanya dua orang tak mampu membendung para karyawan sehingga akhirnya bisa masuk ke dalam kantor.

Seorang mandor bus Cendana, Winarto, mengatakan sudah satu tahun sekitar 20 bus Cendana rute Ponorogo-Surabaya tidak beroperasi. Karena tidak beroperasi, artinya para karyawan perusahaan bus tersebut tidak bisa bekerja.

Baca Juga: Remaja Ponorogo Ditangkap Polisi Gara-Gara Jual Serbuk Petasan

Namun, menurutnya, perusahaan selama ini tidak memberikan kejelasan terkait permasalahan tersebut. Manajemen dianggap hanya memberikan janji-janji kepada para karyawan terkait operasional bus tersebut.



“Kalau ditanya kenapa tidak beroperasi, katanya mengurus [izin] trayek. Manajemen juga hanya memberikan janji saja, makanya kami ini melakukan aksi unjuk rasa,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya