Solopos.com, SOLO -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo bakal menguji coba bus Batik Solo Trans atau BST Koridor 1 atau jalur contra flow Jl Slamet Riyadi mulai Kamis (24/12/2020).
Sebanyak 20 unit dari total 27 unit bakal mulai mengaspal melewati rute Terminal Palur hingga Bandara Adi Soemarmo. Lintasannya meliputi Jl Kolonel Sutarto, Jl Urip Sumoharjo, Jl Jenderal Sudirman, Jl Slamet Riyadi dan seterusnya sampai bandara.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Viral Truk Boks Terobos Traffic Light Lalu Tabrak Motor Di Klaten
Kasi Angkutan Orang Dishub Kota Solo, Dwi Sugiharso, mengatakan rute koridor 1 kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Pembedanya adalah melintasi Jl Slamet Riyadi secara contra flow.
Sebelum memakai jalur contra flow rute bus BST Solo Koridor 1 adalah Jl Mayor Sunaryo, Jl Kapten Mulyadi, Jl Veteran, Jl dr Rajiman, Jl dr Wahidin, sampai persimpangan Gendengan.
Satgas Covid-19 Prediksi Kasus Positif Solo Capai 5.000 Pada Akhir Tahun
Bus akan berbelok ke arah overpass Manahan sebelum flyover Purwosari resmi buka untuk umum. “Setelah flyover buka, bus akan kembali ke rute melewati Kartasura,” katanya dalam jumpa pers di Kantor Dishub Solo, Rabu (23/12/2020).
Butuh Adaptasi
Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno, mengatakan penerapan rute melawan arus untuk BST Koridor 1 membutuhkan adaptasi bagi pengguna Jl Slamet Riyadi. Khususnya mulai dari Bundaran Gladag hingga Gendengan.
Kantor Digeruduk Puluhan Orang, Pimpinan BPR Adipura Tipes Solo Angkat Bicara
“Masyarakat harus mulai membiasakan jalur baru BST, karena flyover sudah mulai buka sehingga jumlah kendaraan dari arah barat ke timur lebih besar. Tidak lagi terkonsentrasi pada overpass Manahan,” katanya.
Uji coba juga akan disusul peresmian operasional BST Solo jalur contra flow Koridor 1, Koridor 2, serta angkutan pengumpan BST pada 29 Desember. Hari mengatakan penumpang belum ditarik biaya apa pun hingga Desember.
Setop Penularan Corona, 3 Kecamatan di Karanganyar Keluarkan Surat Ketentuan Hajatan
“Kami belum tahu apakah sesudah itu masih gratis atau sudah berbayar. Kementerian Perhubungan tentu memiliki evaluasi tertentu untuk meneruskan program ini. Karena bukan hanya Solo yang menerima program. Denpasar, Jogja, Medan, Palembang juga. Kami berharap kalau berbayar ya tidak terlalu mahal,” ucapnya.