SOLOPOS.COM - Bupati Yuni Sukowati didampingi tiga asisten dan Kepala Dispora Sragen menyeruput teh bersama sebagai acara simbolis pembukaan SCF #7 di kompleks Setda Sragen, Jumat (13/5/2022). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menginginkan Sragen memiliki teh khas Sragen dengan cita rasa yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Meskipun tak memiliki kebun teh tetapi Sragen memiliki master teh dengan 118 jenis cacui teh.

Keinginan Bupati itu diungkapkan saat membuka Sragen Createa Festival (SCF) #7 yang dihelat sebagai rangkaian perayaan Hari Jadi ke-276 Kabupaten Sragen di kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Jumat (13/5/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yuni, sapaan akrabnya, menyampaikan SCF ini rutin dilakukan setiap tahun dengan tema yang berbeda dan pada tahun ketujuh ini mengambil tema festival teh. Dengan tema inilah, Yuni ingin Sragen memiliki teh khas Bumi Sukowati.

“Saat lomba masak soto khas Sragen kemarin, saya sengaja sajikan teh. Tiga asisten saya merasakan teh itu ternyata rasanya berbeda, ada sepet-sepetnya. Saya ditanya siapa yang meracik. Kamudian saya bilang saya lah. Saat mereka minta lagi, saya yang bingung karena teh itu saya beli dari Warung Soto Gading, Solo. Saya baru menemukan teh enak ya di warung itu,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Yuni mencoba beberapa teh yang disajikan dalam SCF itu. Yuni pun bingung karena tak bisa membedakan rasa teh. Hanya ketika mencoba teh jasmine ada sensani wangi yang berbeda, teh buah manis, ada juga racikan teh yang pahit.

Baca juga: Wacana Sterilisasi Sekolah dari PKL Direspons Negatif, Ini Kata Bupati

“Saya belum menemukan teh yang pas. Pak Heru, master teh Sragen itu, beliau yang meracik teh. Harapannya beliau bisa meracik teh khas Sragen,” katanya.

Dia menerangkan penggemar teh itu banyak dan bersifat universal tetapi semoga bisa menemukan teh khas Sragen yang bisa diproduksi massal.

Master Teh asal Srimulyo, Gondang, Sragen, Heru Purwanto, mengungkapkan Sragen yang tidak memiliki kebun teh tetapi bisa memiliki teh yang khas.

Dia menerangkan teh yang dimaksud itu menurut karakter demografi masyarakatnya. Dia mencontohkan di Jogja itu sukaenya teh wangi tapi warnanya tidak pekat.

Baca juga: Temukan Kasus PMK, Masyarakat Wonogiri Bisa Melapor ke Polisi

Menurutnya, orang Sragen ini mengutamakan rasa yang sepet, wangi, mantap, dan warnanya harus merah. Selain itu juga disesuaikan menurut food atau makananya.

“Industri kuliner kita itu lucu, warung bisa ramai hanya karena tehnya enak. Orang mau beli di wedangan, HIK, angkringan itu yang ditanya tehnya dulu,” ujarnya.

Dia menjelaskan teh yang enak itu diracik bukan dioplos. Dia mengatakan kalau oplos itu berdasarkan merek tetapi meracik itu berdasarkan teh sendiri. Kunci teh itu enak atau tidak, ujar dia, tergantung pada cacui teh.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya