SOLOPOS.COM - Dokumentasi Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menargetkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kabupaten Sragen bisa turun dari level 4 ke level 3 pada pekan depan.

Hal itu disampaikan Bupati Sragen seusai menerima kiriman 100 konsentrator oksigen dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di kompleks Setda Sragen, Rabu (18/8/2021). Bupati mengakui saat ini kasus Covid-19 di Kabupaten Sragen mulai melandai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Diciduk Satpol PP di Telukan Sukoharjo, Manusia Silver Ini Kantongi Rp250.000/Hari

Sragen tidak lagi mengalami kekurangan atau krisis oksigen seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. “Alhamdulillah, kita tidak lagi krisis oksigen. Mudah-mudahan terus melandai sehingga harapannya pekan depan sudah tidak lagi berada di level 4,” ucap Bupati.

Bupati Sragen mengakui sejumlah kabupaten dan kota di Soloraya masih menerapkan PPKM level 4 meski ada penurunan kasus dalam jumlah signifikan. Situasi itu, kata dia, menjadi bahan curahan hati (curhat) sesama kepala daerah di Soloraya.

“Teman-teman kepala daerah di Soloraya pada curhat. Kok Soloraya masih di level 4 ya? Padahal, penurunannya [kasus Covid-19] sangat signifikan. Kalau level 4 itu ya kasihan lah karena ada pembatasan kegiatan masyarakat, kegiatan ekonomi juga belum bisa bangkit,” terang Bupati.

Bupati berharap ada sinkronisasi data Covid-19 di semua kabupaten/kota dengan data di Provinsi Jawa Tengah. Menurutnya, data perkembangan Covid-19 Sragen sudah di-update atau diperbarui secara realtime.

Baca Juga: Antisipasi Rabies, Petugas Vaksin Hewan Peliharaan

Akan tetapi, kata dia, data perkembangan Covid-19 di Provinsi Jateng mengalami delay atau keterlambatan. Bahkan, ada selisih data sekitar 1.500 kasus positif corona antara data milik Pemkab Sragen dengan data dari Provinsi Jateng.

“Di provinsi ada data delay. Perkembangan data terkini tidak segera dimasukkan tiap hari. Begitu dimasukkan, maka grafiknya langsung naik. Padahal itu data delay dan semua sudah sembuh [dari corona] sekarang. Itu problem yang kita hadapi. Di Kota Solo juga seperti itu, malah ada selisih data 4.000 kasus,” ucap Bupati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya