SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Yuni Sukowati (dua dari kiri), Wabup Dedy Endriyatno (kanan) bersama pejabat Kemenpar menabuh lesung sebagai simbol pembukaan Festival Petualang Nusantara (FPN) 2017 di kawasan Sangiran, Kalijambe, Sragen, Jumat (27/10/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Bupati Sragen Geram dengan banyaknya rentenir di pasar.

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dibuat gerah dengan banyaknya agen bank plecit atau rentenir yang bergentayangan menawarkan pinjaman dengan bunga mencekik kepada pedagang di pasar tradisional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati memerintahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sragen segera turun ke bawah melakukan sosialisasi. Pedagang harus mendapat penjelasan ihwal ketersediaan pinjaman dengan bunga rendah dari bank resmi.

Dia mencontohkan pinjaman Mitra 25 Bank Jateng dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan syarat mudah, masyarakat bisa mengakses pinjaman tersebut dengan bunga yang jauh lebih bersahabat dari bank plecit.

“Mestinya Disperindag agar turun ke bawah untuk melakukan sosialisasi terus menerus, dan memberikan pemahaman. Sebab sebenarnya hal itu terjadi karena terdesak oleh situasi dan kondisi,” ujar dia, Jumat (12/1/2018).

Yuni, panggilan akrabnya, mengakui menjadi tugas Pemkab Sragen untuk memberikan pemahaman kepada warga. Salah satunya dengan mengajak perwakilan bank pemerintah dalam kunjungan Bupati ke daerah.

“Kredit lunak kan banyak, bunga kompetitif. Tapi saat warga malah pinjam dari rentenir tentu menjadi tugas kami memberikan pemahaman. Saya sering ajak perwakilan bank pemerintah saat kunjungan,” kata dia.

Yuni juga meminta agar para lurah atau kepala pasar proaktif menyosialisasikan layanan pinjaman modal usaha berbunga rendah. Jangan sampai para pedagang malah pinjam dari rentenir dengan bunga mencekik.

“Lurah desa juga harus proaktif mengajak warganya tak pinjam dari rentenir. Mindset masyarakat perlu dibuka, bahwa keikutsertaan perwakilan bank untuk memberikan informasi layanan pinjaman,” tutur dia.

Yuni mengakui bergentayangannya para rentenir di pasar-pasar dan perkampungan salah satunya lantaran sosialisasi yang kurang dari Disperindag. Tapi dia menolak bila itu digeneralisir sebagai satu-satunya sebab.

“Iya itu [kurangnya sosialisasi dari Disperindag] bisa jadi salah satu faktor situasi yang terjadi saat ini. Tapi tak bisa digeneralisasi dan menyalahkan dinas begitu saja. Ekspansi renternir juga kencang,” tutur dia.

Terpisah, Kepala Disperindag Sragen, Untung Sugihartono, saat dihubungi via ponsel, Jumat, mengakui sudah mendapat perintah Bupati agar para pedagang tak terjebak bujuk rayu manis para rentenir.

Sebab kendati persyaratan mendapatkan pinjaman dari rentenir relatif mudah, tapi pada akhirnya pedagang akan keberatan dengan bunganya. “Pedagang pinjam ke rentenir karena syaratnya mudah,” ujar dia.

Untung mengaku sudah berdiskusi dengan sejumlah pihak ihwal opsi pelarangan agen bank plecit atau rentenir masuk pasar. Tapi dari diskusi itu disimpulkan tak ada regulasi yang bisa jadi payung hukum pelarangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya