SOLOPOS.COM - Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati mendaftar sebagai pasien pertama yang menggunakan poliklinik eksekutif di Gedung Wijaya Kusuma RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen yang baru diresmikan Sabtu (10/4/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—-Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengingatkan manajemen RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen supaya bisa kompak dari pucuk pimpinan sampai ke bawah agar pelayanan kepada pasien lebih maksimal.

Bila pimpinan di RSUD Sragen tidak bisa mengompakan tim work di RSUD maka Bupati tak segan-segan untuk melakukan mutasi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Peringatan itu disampaikan Bupati saat berpidato dalam peresmian Gedung Wijaya Kusuma RSUD Sragen, Sabtu (10/4/2021). Yuni, sapaan akrab Bupati, sudah memberi contoh untuk guyup rukun dengan menunjukkan keharmonisan dengan Wabup Dedy Endriyatno yang berbeda afiliasi politik selama satu periode menjabat.

Baca Juga: Kisah Mbah Pang, Penunggu Pasar Tunggul Sragen Berambut Gimbal 2 Meter

Ekspedisi Mudik 2024

Yuni mengatakan dari tiga RSUD milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, kebetulan RSUD Sragen yang cukup dekat sehingga informasi apa pun lebih cepat sampai ke telinganya. “Saya berpikiran yang tidak mampu itu direkturnya atau warganya yang memang suka usrek. Ini rumah sakit rujukan. Dokternya harus kompak. Manajemennya juga harus kompak. Saya lihat tidak kompak. Saya ingatkan hari ini karena saya tidak dapat masuk dalam konsolidasi internal,” ujar Yuni.

Dia menjelaskan memimpin itu harus mengayomi, mengarahkan, dan transparan. Dia mengatakan kalau ada yang tidak puas bisa ditanyakan bukan menjadi isu. Sebaik apa pun RSUD ini, kata Yuni, tidak ada artinya kalau team work-nya tidak solid.

Yuni menyampaikan kritik, saran, dan aduan itu penting untuk maju. Ia tidak bermaksud mendeskreditkan. Dia melihat RS swasta saja bisa berkembang baik maka RSUD harus bisa menjadi leader.

Baca Juga: Wow! Tunggakan Retribusi 2.509 Pedagang Sragen Capai Rp1,2 M

Proses Pembangunan

Sementara Direktur RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, dr. Didik Haryanto, bercerita tentang proses pembangunan Gedung Wijaya Kusuma yang direncanakan sejak 2017 tetapi baru terealisasi di 2020 dan diresmikan di 2021.

Didik menerangkan 2017 belum bisa membangun karena adanya bangunan cagar budaya sehingga dilakukan review detail engineering design (DED) pada 2018-2019. Saat itu pula, Didik mengatakan indeks dianggap terlalu tinggi sehingga menjadi pertimbangan. Kemudian pada 2019, dia mengatakan RSUD mengajukan Perbup untuk pengadaan barang dan jasa.

“Akhirnya perbup jadi. Dalam proses perencanaan ini kami menghadapi tantangan dan rintangan. Gedung ini hasil perjuangan luar biasa dari teman-teman dan kolaborasi yang besar. Butuh komitmen tinggi sampai LKPP pun ikut mengawasi.

Baca Juga: Gubernur Jateng Minta Bupati Kudus Lanjutkan Reformasi Birokrasi

Akhirnya, pembangunan dimulai di 2020 dengan waktu 192 hari kalender di tengah pandemi Covid-19. Pada 31 Desember 2020 gedung ini selesai dibangun. Gedung ini kami persembahkan untuk Bupati dan Wabup yang hebat,” ujarnya.

Dia menyebut gedung ini memiliki 27 kamar VIP, dua kamar VVIP, dan satu kamar super VIP serta poliklinik eksekutif. Selain itu juga dilengkapi dengan ruang radiologi, farmasi, laboratorium, area bisnis, dan seterusnya. Fasilitas listriknya presmiun sehingga tidak mengenal mati lampu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya