SOLOPOS.COM - Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menginstruksikan tiga dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen untuk mengibarkan bendera hitam lantaran serapan anggaran tiga dinas itu jauh dari target.

Pengibaran bendera hitam itu sebagai bentuk punishment bagi tiga dinas di Sragen yang serapan anggarannya paling rendah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Perintah Bupati itu disampaikan secara lisan dalam rapat lintas satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lewat aplikasi Zoom Meeting di Ruang Command Center Sragen, Senin (7/9/2020).

Ada Kendala Ini, Proyek 3 Sumur Dalam di Karanganyar Kapan Rampung?

Ketiga dinas yang dimaksud Bupati Yuni terdiri atas Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dispora), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen.

Pengibaran bendera hitam itu akan terus dilakukan sampai ada evaluasi lagi oleh Bupati Sragen. Bila dari evaluasi berikutnya masih belum ada perkembangan maka jumlah bendera hitamnya akan ditambah.

"Pemilihan bendera hitam itu spontan saja. Kalau merah dikira kampanye. Kalau kuning dikira bendera kematian. Bendera hitam itu dipasang beneran di depan kantor masing-masing sampai evaluasi berikutnya. Kalau belum ada progress ditambah lagi bendera hitamnya,” ujar Yuni saat ditemui wartawan, Senin siang.

Patung Didi Kempot Buatan Wong Semarang Ini Laris hingga ke AS

Yuni menyampaikan evaluasi yang dilakukan lewat Zoom Meeting itu terkait dengan kinerja, pendapatan, situasi Covid-19 terutama dalam penerapan Perbup baru, dan serapan anggaran.

Penyemangat untuk SKPD Lainnya

Dia menerangkan bagi SKPD yang serapan anggarannya rendah diberi punishment berupa pengibaran bendera hitam dan bagi SKPD yang serapan anggarannya tinggi diberi apresiasi berupa hadiah PC atau komputer.

Yuni menyampaikan apresiasi itu diberikan supaya menjadi penyemangat untuk SKPD lainnya. Dia menyebut ada tiga dinas yang serapannya paling tinggi, yakni Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Dinas Sosial (Dinsos), dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Sragen.

"Setelah diklarifikasi ternyata memang ada problem per dinas. Seperti Dispora itu belum mencapai target karena adanya revitalisasi objek wisata Bayanan yang baru lelang Agustus sehingga prosesnya lama. Seperti di Disdikbud itu karena adanya dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang belum cair," ujarnya.

Desa di Sukoharjo Jangan Nekat Buka Tempat Wisata Air!

Yuni menerangkan seharusnya target serapan anggaran per September 2020 ini sudah mencapai 60%. Target itu, terang dia, seperti target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dia mengatakan serapan anggaran Sragen rata-rata berada di angka 40% atau terhitung masih rendah.

"Tiga dinas yang terendah itu di Dispora baru 15%, Disdikbud masih 16%, dan DPUPR 24%. Tiga dinas ini yang perlu didorong segera meningkatkan serapan anggaran. Di Disdikbud misalnya kalau di luar BOS, serpannya bisa 45%. Yang nama evaluasi ya menyeluruh. Dispora ikut-ikutan kalau tanpa Bayanan dan pembebasan lahan Gunung Kemukus, serapannya bisa 50%. Yang namanya evaluasi tidak bisa dipisah-pisahkan,” katanya.

Yuni mendorong seluruh dinas terus meningkatkan serapan anggarannya. Dia menyebut DPUPR segera lelangkan sejumlah proyek.

Dia meminta kalau dokumen lelang sudah masuk aparatur pengawas internal pemerintah (APIP) dan sudah lima hari maka harus segera diselesaikan supaya bisa masuk lelang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya