Solopos.com, KARANGANYAR — Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mendorong wilayah Kecamatan Jumantono menjadi sentra penghasil jahe. Kecamatan yang memiliki lahan pertanian seluas 5.355,4 hektare ini dinilai potensial untuk pengembangan tanaman jahe.
Hal tersebut ia sampaikan pada acara pembukaan pelatihan budidaya biofarma yang diselenggarakan Dinas pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar di Balai Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Senin (25/7/2022).
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Bupati mengatakan Jumantono menjadi salah satu dari dua kecamatan selain Jatipuro yang menerima bantuan bibit jahe empir untuk ditanam oleh kelompok tani setempat. Bantuan tersebut berasal dari pemerintah pusat. Sementara Pemkab Karanganyar berupaya memberikan dukungan APBD untuk pengembangan penanaman jahe tersebut, khususnya di wilayah Jumantono.
“Ini kan bantuan dari APBN. Desa lain akan kami dukung dari APBD biar berkembang. Kalau bersama-sama lebih menarik, lebih bergairah,” ujarnya Bupati yang akrab disapa Yuli ini.
Meski Jumantono memiliki lahan pertanian yang luas, Bupati ingin warga juga memanfaatkan lahan pekarangan agar ditanam tanaman biofarma, termasuk jahe. “Jangan sampai ada lahan tidur. Manfaatkan untuk menanam empon-empon, termasuk jahe,” ujarnya.
Baca Juga: Tak Kekurangan Stok, Dispertan PP Karanganyar: Kita Surplus Beras
Sementara itu, Camat Jumantono, Sugiharjo, berharap berharap produksi empon-empon di wilayahnya dan daerah lain terus meningkat dan terserap pasar sehingga meningkatkan kesejahteraan petani. “Kami berharap empon-empon ini menjadi komoditas yang dapat menyejahterakan petani di daerah kami,” ujarnya.
Seperti diberitakan, kelompok tani di dua kecamatan di Kabupaten Karanganyar menerima bantuan bibit jahe emprit (zingiber officinale var amarum) untuk ditanam pada lahan seluas 20 hektare. Dua kecamatan itu adalah Jumantono dan Jatipuro.
“Yang kami usulkan sebenarnya bibit jahe untuk 40 hektare di empat kecamatan, yaitu Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, dan Jatiyoso atau yang biasa disebut daerah 4-J. Tetapi yang dikabulkan hanya 20 hektare sehingga kami alokasikan untuk Jumantono dan Jatipuro,” ujar Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar, Siti Maesyaroch, Senin.