SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (M. Aris Munandar/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI -- Bupati Wonogiri Joko Sutopo menilai daerahnya belum membutuhkan aglomerasi transportasi seperti yang sedang digalakkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Aglomerasi transportasi yakni pengoperasian saranan transportasi darat terintegrasi antardaerah. Salah satu aglomerasi dari Pemprov Jateng yang sudah jalan adalah Bus Trans Jateng rute Sumberlawang, Sragen-Terminal Tirtonadi, Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemkab Wonogiri belum memprioritaskan program serupa dalam lingkup daerah. Realisasinya dinilai terlalu berat. Kendati demikian, Dinas Perhubungan atau Dishub tetap mengkaji untuk mengetahui memungkinkan tidaknya program tersebut dilaksanakan.

Baca Juga: Gubernur Jateng: Jangan Sebarkan Foto & Video Bom Katedral Makassar!

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu kajiannya mengenai pengaturan rute dengan memanfaatkan jalan lingkar kota atau JLK Wonogiri dan memenuhi kebutuhan transportasi pelajar dari rumah ke sekolah dan sebaliknya.

Bupati Joko Sutopo, saat ditemui Solopos.com, belum lama ini, menilai warga masih memiliki banyak opsi dalam memenuhi kebutuhan transportasi skala daerah. Misalnya dengan membeli kendaraan pribadi.

Faktanya hingga saat ini tidak ada masalah pelik berkaitan dengan transportasi di Kota Sukses. Karena itu aglomerasi transportasi belum menjadi prioritas.

Baca Juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka Wonogiri Dibikin 3 Tahap?

“Warga punya cara sendiri-sendiri dalam memenuhi kebutuhan transportasi. Mengkredit kendaraan mungkin. Toh aglomerasi transportasi yang sudah dijalankan apa efektif?” ucap Bupati Wonogiri yang akrab disapa Jekek itu.

Mengenai fenomena pelajar di wilayah pelosok yang mengendarai sepeda motor untuk berangkat dan pulang sekolah karena ketiadaan transportasi umum, Jekek mengatakan itu bagian dari solusi warga.

Memperbaiki Jalan

Menurutnya, memperbaiki jalan, menggratiskan sekolah, dan merehab sekolahan yang rusak lebih utama daripada membangun sistem baru soal transportasi pelajar. Sebab, realisasi pengintegrasian transportasi lokal ia nilai sulit.

Baca Juga: Buntut Bom Bunuh Diri Makassar, Tentara-Polisi Sukoharjo Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Gereja

“Konsekuensi dari pelaksanaan aglomerasi harus dibentuk badan usaha yang menaungi usaha transportasinya. Wilayah yang dicakup juga luas. Kalau merealisasikan untuk seluruh kecamatan tentu membutuhkan anggaran besar,” imbuh Bupati.

Terpisah, Kepala Dishub Wonogiri, Ismiyanto, tak memungkiri merealisasikan aglomerasi transportasi lokal dan antardaerah membutuhkan kerja keras. Dishub sudah berkoordinasi dengan daerah lain yang sudah menjalankan program aglomerasi, seperti Solo.

Menurutnya, aglomerasi transportasi dapat disiapkan sejak sekarang. Itu karena bukan tidak mungkin transportasi aglomerasi antardaerah yang dijalankan Pemprov Jateng dan Solo ke depan sampai ke Wonogiri.

Baca Juga: Sempat Hampir Kosong, Asrama Haji Donohudan Boyolali Terima 36 Pasien Baru Covid-19

Apabila hal itu terjadi Wonogiri perlu memiliki armada tersendiri untuk menyambungkan ke rute lain, seperti ke Waduk Gajah Mungkur, perkantoran, atau tujuan lainnya. Rute itu dapat melewati JLK yang sudah rampung dibangun 2019 lalu.

“Saya sudah membentuk tim untuk mengkaji. Tim akan memetakan rute yang bisa dilalui, berkoordinasi lintas daerah, dan sebagainya,” ulas Ismiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya