SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, menyerahkan bonus  secara simbolis kepada para atlet peraih medali dalam ajang PON XX Papua di kantornya, Jumat (5/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memberikan bonus kepada para atlet peraih medali dalam PON XX di Papua, Oktober lalu. Pada ajang tersebut kontingen Jawa Tengah asal Boyolali meraih 2 emas, 1 perak, dan 2 perunggu.

Medali emas diraih dari cabang olahraga (cabor) terjun payung yang diikuti oleh Serma Fatoni. Medali perak diraih oleh cabor balap motor 150 cc perorangan yang diikuti oleh Wahyu Nugroho. Sedangkan, dua perunggu diraih oleh Dewi Saryaningsih dari cabor terbang layang dan terjun payung beregu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pemkab Boyolali memberikan bonus Rp15 juta kepada peraih medali emas, Rp10 juta untuk peraih medali perak, dan Rp5 juta untuk peraih medali perunggu. Bonus itu diserahkan secara simbolis di Kantor Bupati Boyolali, Jumat (5/11/2021).

Baca Juga: Asyiknya Studi Banding di Desa Pasung, Peserta Bisa Petik Buah Gratis

Ekspedisi Mudik 2024

Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, mengatakan prestasi yang diukir para atlet asal Boyolali ini patut dibanggakan. Apalagi prestasi ini diraih di tengah pandemi Covid-19.

“Pandemi tidak mengurangi prestasi. Dengan terus bergerak, berolahraga, Covid juga berlari, medali menghampiri,” kata Said, di sela penyambutan para atlet di kantornya, Jumat.

Salah satu penerima bonus, yakni atlet terjun payung, Serma Fatoni. Ia berhasil menyabet juara I seusai mengalahkan kontingen asal Jawa Barat dan Papua. Ia mencetak rekor 35 sentimeter (cm) dalam kategori ketepatan mendarat. Angka itu selisih 1 cm dengan para juara II dan juara III.

Baca Juga: Marak Pencurian Buah di Pasung Klaten, Pemdes Pilih Tak Lapor Polisi

Fatoni menceritakan berkompetisi di PON XX Papua memberikan pengalaman luar biasa. Ia harus bertanding di tengah cuaca ekstrem ditambah ancaman Covid-19 dan malaria. “Konsentrasi bukan hanya bertanding tapi juga sehat, tidak kena Covid dan malaria,” kata Fatoni.

Ia mengaku senang atas penghargaan dari Pemkab Boyolali. Ia berharap cabor terjun payung menjadi salah satu olahraga yang populer di masyarakat. Hal ini mendorong lahirnya atlet-atlet baru dari kabupaten susu.

Pelatih dan manajer terjung payung Jawa Tengah, Serma Edi Darmanto, mengatakan untuk mempopulerkan olahraga terjun payung, ia sempat berencana mendirikan sekolah terjun payung. Namun, hal ini terkendala oleh pesawat yang akan dipakai berlatih.

Baca Juga: Target Pendapatan Retribusi Pasar Wonogiri Dinaikkan Jadi Rp5,25 Miliar

“Pesawat yang ada masih teregistrasi di Kementerian Perhubungan. Artinya pesawat hanya boleh dipakai untuk penumpang. Ke depan akan ganti pesawat dengan pesawat registrasi latih TNI. Ada dua pesawat latih yakni Gelatik dan Cessna,” kata Edi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya