SOLOPOS.COM - Petugas kesehatan Disnakkan Boyolali menyuntik hewan ternak sapi yang positif penyakit mulut dan kuku di wilayah Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Selasa (10/5/2022). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Peternakan dan Perikanan atau Disnakkan Boyolali, Jawa Tengah menerapkan beberapa langkah untuk mencegah persebaran penyakit mulut dan kuku agar tidak meluas dan berdampak buruk pada ekonomi masyarakat.

Penyakit mulut dan kuku menyerang sejumlah hewan ternak sapi di wilayah Singosari, Kecamatan Mojosongo, Boyolali. Sebanyak sepuluh ekor sapi yang telah menjalani tes dinyatakan positif terkonfirmasi penyakit kuku dan mulut pada Senin (9/5/2022) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Akan kami tangani yang menjadi titik-titik rawan secara serius dan fokus sehingga penyakit mulut dan kuku hanya terlokalisir di situ,” ungkap Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, saat dijumpai wartawan di ruangannya, Selasa (10/5/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Lusi mengatakan tim Disnakkan Boyolali terus memantau secara intensif di Singosari untuk meminimalisir penyebaran penyakit mulut dan kuku ke daerah lain.

Ia juga telah berkoordinasi dengan Kepala Desa Singosari untuk menyosialisasikan kepada peternak setempat. Lusi menyebutkan ada sekitar 3.000 populasi hewan ternak sapi di daerah Singosari.

Baca Juga : Penyakit Mulut dan Kuku Serang Sapi di Boyolali, Kenali Ciri-Cirinya

Oleh karena itu penting segera disosialisasikan demi mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku pada ternak sapi lain.

“Intinya kami ingin meminimalkan penyebaran penyakit kuku dan mulut. Jangan sampai keluar dari Singosari dan sebisa mungkin kami tidak menutup pasar hewan,” jelas Lusi.

Disnakkan Boyolali tidak menutup pasar, tapi pasar hewan akan dijaga dengan ketat. Lusi menyebut bahwa hanya ada perdagangan sapi lokal Boyolali dan tidak menerima penjualan dari daerah luar untuk sementara.

“Sampai menunggu situasi aman baru bisa kami berangsur-angsur melonggarkan. Namun tetap dengan pengetatan. Jadi nanti beli dari luar, kami akan minta surat jaminan sehat. Jadi seperti Covid-19. Dimisalkan manusia harus memberi hasil tes swab,” tuturnya.

Baca Juga : Duh, 10 Sapi di Mojosongo Boyolali Positif Penyakit Mulut dan Kuku

Ia mengimbau para peternak tidak tergiur dengan penawaran sapi dengan harga murah. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak membeli sapi dari daerah penyebaran penyakit kuku dan mulut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya