SOLOPOS.COM - Ustaz Yusuf Mansur saat berceramah di halaman Universitas Surabaya, Tenggilis, Surabaya, Kamis (10/3/2021). (Humas Ubaya.)

Solopos.com, JAKARTA — Ustaz Yusuf Mansur saat meninggal kelak ingin dikenang sebagai seorang pengajar, bukan pebisnis.

Meskipun memiliki banyak usaha bisnis, Yusuf Mansur menegaskan dirinya bukan pebisnis.

Promosi Lewat BRInita, Kampung Hijau Kemuning Tangerang Sulap Lahan Jadi Produktif

“Saya mah Yusuf Mansur tetep jadi ustaz. Gak mau dikenal orang sebagai pengusaha. Kalau saya meninggal amit-amit ‘telah meninggal dunia pengusaha besar Indonesia’, kagak mau saya. Tetep aja ‘telah meninggal dunia seorang guru, telah meninggal dunia seorang kiai, telah meninggal dunia seorang ustaz’, itu doa saya. Kalau ustaz yang dagang, saya mau. Kalau ustaz yang bisnis, mau,” tandas Yusuf Mansur dalam acara Blak-Blakan yang diunggah di kanal Youtube Detikcom dan dikutip Solopos.com, Selasa (4/1/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengakui mempunyai banyak usaha bisnis di berbagai tempat di Tanah Air. Namun, kata dia, semua itu dilakukannya dalam kapasitas sebagai pengajar.

“Bos, kapan sih lihat saya berbisnis, kapan pernah lihat saya bisnis, gak pernah. Yang saya lakukan dalam berbisnis itu adalah ngajar, ngajak, nyontohin. Saya memang punya usaha ini itu, tapi apakah saya pernah melakukan bisnis ini itu? Saya kalau ke kantor cabang bisnis saya adalah ngajar karyawan ngaji, baca Al Waqiah, habis itu pualng, kagak ngerti saya, saya kan ustaz,” tutur ustaz bernama asli Jam’an Nurchotib Mansur itu.

Walaupun memiliki banyak usaha bisnis, Yusuf Mansur mengakui dirinya buta dengan berbagai usaha tersebut. Yang ia lakukan adalah memberi contoh tentang bisnis yang dalam Islam pun diakui sebagai mata pencaharian yang menjanjikan.

Baca Juga: Biodata Ustaz Yusuf Mansur, Dulu Pernah Dipenjara Kini Tajir Melintir 

“Karena saya ngajar bisnis ya ngajari bisnis, ujungnya ya bisnis. Sejauh ini saya nyontohin. Karena ilmunya gak sempurna ya gini dah, belum jago dah ngajar, nyedot sana nyedot sini,” ujarnya sembari tertawa.

Ia mencontohkan, bagian yang diajarkan adalah mengubah pola pikir tentang bisnis. Bahwa pandangan bisnis jangan sempit hanya melihat peluang secara nasional.

“Contohnya di Mesir, peluang bisnisnya masyaallah. Banyak peluang kita di sana. Soal makanan, keripik kita di sana dah laku. Ini kan peluang,” ujar ustaz yang mengaku sedang memproses tujuh perusahaannya untuk mendapatkan initial public offering (IPO).

IPO adalah penjualan umum pertama saham sebuah perusahaan swasta kepada investor atau masyarakat umum untuk pertama kalinya. Menurut Yusuf Mansur, tujuh perusahaannya tersebut bergerak di bidang pengadaan makanan, minuman dan sepak bola.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya