Solopos.com, KARANGANYAR — Lereng Gunung Lawu memiliki deretan bangunan cagar budaya yang penuh keunikan. Artefak warisan peradaban tersebut menyimpan cerita penuh filosofi untuk digali. Di antaranya, Candi Cetho dan Candi Sukuh. Keduanya saling terhubung, meski masing-masing memiliki kisahnya sendiri. Mengutip Situs Registrasi Nasional Cagar Budaya, situs Candi Cetho dibangun sekitar tahun 1451-1470 pada zaman Kerajaan Majapahit ketika pengaruh Hindu di Jawa mulai pudar dan unsur Indonesia asli dari tradisi prasejarah mulai hidup lagi.
Pada masa itu Kerajaan Majapahit sedang mengalami proses keruntuhan dengan memuncaknya kekacauan sosial, politik, budaya dan bahkan tata keagamaan sebelum akhirnya mengalami keruntuhan total pada tahun 1519 M (Djafar, 2012: 136). Situs Candi Cetho mempunyai kaitan erat dengan Situs Candi Sukuh yang letaknya di dataran yang lebih rendah dan dengan jarak yang relatif berdekatan. Sama halnya dengan Situs Candi Sukuh yang dibangun pada abad 1439 Masehi yang mempunyai hubungan dengan ritual upacara ruwatan.