SOLOPOS.COM - Bullying - ilustrasi (guardianlv.com)

Orang tua tidak bisa serta-merta menyalahkan media sosial (medsos) dan Internet saat anak melakukan tindakan perundungan atau bullying.

Solopos.com, JAKARTA—Siapa pun bisa menjadi korban bully rekan sebaya atau bahkan orang di sekitarnya. Psikolog anak dan keluarga, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengatakan hal pertama yang harus dilakukan orang tua saat sang anak di-bully adalah menenangkan anak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tenangkan, tanamkan pada anak bahwa dia tetap dicintai dan berharga [perlakuan bully membuat anak merasa tak berdaya dan tak berguna],” tutur dia seperti dilansir Antara, Senin (17/7/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Vera meminta orang tua meyakinkan anak bahwa orang-orang di sekililingnya seperti keluarga, kerabat, dan lainnya dapat membantu dan melindunginya. Beri anak keyakinan kejadian yang tak mengenakkan tersebut tak akan terulang.

Mengenai terjadinya kasus bully yang belakangan terjadi kembali dan menjadikan seorang mahasiswa berkebutuhan khusus di Universitas Gunadarma, Depok, Farhan, menjadi korban perundungan, Vera menyoroti pengasuhan keluarga pada diri pelaku.

Farhan adalah mahasiswa berkebutuhan khusus yang berkuliah di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (FIKTI) Gunadarma angkatan 2016. Para perundungnya adalah teman sekelasnya sendiri. Video mahasiswa berkebutuhan khusus diganggu beberapa mahasiswa lain kini beredar luas di medos. Mahasiswa autis itu sedang berjalan, namun tasnya ditarik-tarik oleh mahasiswa lain hingga dia sulit berjalan. Farhan yang akhirnya bisa melepaskan diri melemparkan tong sampah pada para pengganggu.

“Yang bisa dilihat dari kasus ini, para pelaku [dan juga para saksi yang membiarkan] kurang tertanam di dalam diri mereka tentang toleransi perbedaan dan kurang berempati jadinya,” kata dia.

Toleransi bukan sebatas perbedaan keyakinan, tapi juga perbedaan kondisi, dalam hal ini anak-anak yang punya kebutuhan khusus atau keterbatasan tertentu. Dia mengatakan media atau Internet tidak bisa serta-merta disalahkan.

Orang tua harus berintrospeksi apakah pengasuhan dan pendidikan yang diberikan selama ini sudah tepat pada anak, terutama menyangkut perlakuan pada mereka yang berkebutuhan khusus.

“Kita tidak bisa menyalahkan media/Internet saja dalam hal ini, tapi juga menjadi bahan instropeksi bagi orangtua serta lingkungan pendidikan tentang bagaimana seharusnya membimbing anak agar dapat berperilaku manusiawi dan bijak di dalam lingkungan yang inklusif,” ujar Vera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya