SOLOPOS.COM - Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terendam diterjang rob. (Jateng.inews.id)

Solopos.com, SEMARANG – Ancaman tenggelam akibat terjadinya perubahan iklim di Jawa Tengah bukan hanya dihadapi Kota Pekalongan, tetapi juga Semarang dan Demak yang berada di wilayah pesisir. Ketiga wilayah ini masuk kategori zona merah penurunan muka tanah serta abrasi yang meningkatkan risiko tenggelam.

Berbagai narasi di media massa yang memberitakan banjir di kawasan pantura bukan omong kosong belaka. Pada kenyataannya setiap tahun wilayah pantura termasuk Semarang, Demak, dan Pekalongan, khususnya di bagian pesisir, mengalami banjir yang disebabkan pasang surut air laut atau biasa disebut rob.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Pekalongan Diprediksi Tenggelam 15 Tahun Lagi, Ini Sebabnya

Peneliti geodesi dari Institut Teknologi Bandung, Heri Andreas, tidak terkejut bila daerah-daerah di jalur pantura Pulau Jawa terendam banjir pada 2021 ini. Sebab, Heri dan timnya telah menemukan adanya penurunan tanah (land subsidence) yang mengerikan di jalur pantura sejak beberapa tahun lalu.

Sejalan dengan hal tersebut Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, mengatakan bahwa berdasarkan data hasil penelitian pada 2016-2018 tercatat penurunan permukaan tanah di pesisir Kota Semarang sekitar 10 cm per tahun.

Baca juga: Pulau Jawa Rapuh, Banyak Rongga & Rekahan di Bawah Tanah

Pada Desember 2020 lalu, Eko Budi Lelono yang menjabat sebagai Kepala Bada Geologi menyebut kawasan pantai utara (pantura) Jawa Tengah berkembang pesat dari berbagai bidang. Namun di balik perkembangan itu terdapat fenomena bencana geologi yang dapat merugikan di kemudian hari, yaitu penurunan tanah di beberapa wilayah termasuk Semarang, Demak, dan Pekalongan yang terancam tenggelam.

Fenomena ini mengakibatkan hilangnya lahan persawahan, tambak, pemukiman, serta tempat kegiatan ekonomi masyarakat yang disebabkan oleh bencana geologi tersebut. Fenomena amblesan tanah merupakan bahaya geologi (silent disaster) karena adanya penurunan massa tanah pada lapisan tanah yang mengakibatkan dataran menjadi banjir dan masuknya rob laut ke daratan. Hingga saat ini belum ada penelitian yang mengetahui kapan kejadian amblesan tanah khususnya di Pantura ini akan berhenti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya