SOLOPOS.COM - Candi Sukuh di Kaki Gunung Lawu. Foto diambil November 2016. (Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, KARANGANYAR – Situs Candi Sukuh di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, diperkirakan dibangun pasa masa akhir Kerajaan Majapahit. Candi ini konon dibangun untuk menangkal kekuatan jahat.

Dikutip dari laman Sukuh.com, Selasa (21/6/2022), desain candi bercorak Hindu tersebut berbeda dari candi pada umumnya yang berpedoman pada candi Hindu Wastu Widya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut ketentuan tersebut, sebuah kuil harus diletakkan rata di kandang dengan tempat paling suci di tengah. Penyimpangan tersebut diduga akibat memudarnya pengaruh agama Hindu di Jawa.

Pengaruh Hinduisme yang memudar di Jawa tampaknya menghidupkan kembali unsur-unsur budaya lokal pada zaman Megalitikum.

Pengaruh zaman prasejarah terlihat dari bentuk bangunan candi di Ngargoyoso itu sebagai pusatnya. Bentuk seperti ini mirip dengan bangunan punden bertumpuk yang merupakan ciri khas bangunan suci di masa pra-Hindu.

Baca juga: Asal-Usul Simbol Seks di Candi Sukuh

Menurut para ahli, Candi Sukuh dibangun untuk tujuan pembiasan, yaitu untuk menangkal atau melepaskan kekuatan buruk yang mempengaruhi kehidupan seseorang karena karakteristik tertentu yang dimilikinya.

Dugaan tersebut didasarkan pada relief yang berisi cerita retorika, seperti Sudamala dan Garudheya, dan pada kura-kura dan patung garuda yang ditemukan di candi.

Kisah Sudamala menceritakan tentang Sadhewa, salah satu ksatria kembar di antara lima ksatria Pandawa, yang berhasil menyembuhkan (menghilangkan kutukan) pada Dewi Uma, istri Bathara Guru.

Baca juga: Bukan Mesum, Simbol Erotis di Candi Sukuh dan Candi Cetho

Dewi Uma dikutuk oleh suaminya karena tidak mampu menahan keinginan suaminya untuk dilayani pada saat yang tidak pantas baginya. Karena kemarahan yang luar biasa, Dewi dikutuk dan diubah menjadi raksasa bernama Bathari Durga.

Bathari Durga yang menyamar sebagai Dewi Kunthi, ibu dari Pandawa, datang ke Sadewa dan meminta ksatria untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Kisah tersebut dituangkan ke dalam lima panel relief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya