SOLOPOS.COM - Gibran Rakabuming Raka meninjau lokasi perusakan makam di kawasan Mojo, Pasar Kliwon, pada Senin (21/6/2021). (Kurniawan)

Solopos.com, SOLO -- Kasus perusakan makam di kompleks permakaman umum Cemoro Kembar, Mojo, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, menyedot perhatian publik.

Tindakan tidak terpuji yang mengakibatkan 12 nisan rusak itu diduga dilakukan oleh 10 anak-anak usia SD yang mengenyam pendidikan informal di sekitar permakaman. Dugaan sementara menyebut aksi perusakan itu berkaitan dengan praktik intoleransi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lurah Mojo, Margono, mengatakan kasus tersebut saat ini sedang ditangani pihak kepolisian.

“Tidak dilanjutkan ke proses atas [hukum], namun karena mengandung intoleran, perusakan 12 makam masuk ke ranah kepolisian,” papar dia kepada Solopos.com, Senin (21/6/2021).

Baca juga: 10 Anak Usia SD Diduga Jadi Pelaku Perusakan Makam di Solo, Apa Motifnya?

Klaten

Kasus perusakan makam sebelumnya pernah terjadi di Klaten, Jawa Tengah, pada 2012 silam. Puluhan batu nisan di Permakaman Dukuh Bangilan, Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten ditemukan dalam kondisi porak-poranda.

Pengrusakan puluhan batu nisan itu diperkirakan dilakukan pada Kamis (14/6/2021) malam. Sebab, pada sore harinya masih banyak warga sekitar yang berziarah kubur atau nyekar.

Warga sekitar tidak ada yang mendengar suara gaduh pada malam harinya. Pada waktu yang sama digelar pementasan musik dangdut di Asrama Militer Depo Pendidikan dan Latihan Tempur (Dodiklatpur) Rindam IV/ Diponegoro, Klaten yang berada tak jauh dari lokasi.

Baca juga: Klaten Zona Merah Covid-19, Seluruh Objek Wisata Ditutup

Solo

Sementara itu kasus perusakan makam di Mojo, Solo, masih dalam tahap penyelidikan, karena melibatkan anak di bawah umur. Ia akan memeriksa orang tua wali dan pengajar di tempat mereka belajar.

"Sampai saat ini masih proses pemeriksaan. Kami akan memanggil pihak wali atau orang tua anak tersebut dalam pendampingan pemeriksaan,” terang Kapolsek Pasar Kliwon Iptu Achmad Riedwan Prevoost.

Sampai saat ini pihak kepolisian masih mendalami kasus perusakan makam di Mojo, Solo tersebut. Apakah aksi tersebut dilakukan karena doktrin yang salah atau ada hal lain.

“Dugaan awal masih kami dalami, apakah ada doktrin yang salah. Masih kami periksa, kami dalami sampai tuntas. Jumlah pelaku 10 orang dari tempat belajar yang sama,” papar dia.

Baca juga: Curi Perhatian! Gibran Kirim Surat Berisi Ucapan Ulang Tahun ke Warga Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya