SOLOPOS.COM - Ilustrasi merger Gojek dan Tokopedia. (Solopos.com-Dok.)

Solopos.com, JAKARTA — Berdasarkan data unikorn CB Insights, sejumlah startup Indonesia yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar seperti Gojek, Bukalapak, Tokopedia, hingga Online Pajak tidak terlihat.

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan jika ada kemungkinan hal itu terjadi karena valuasi perusahaan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Keluarnya sejumlah unikorn Indonesia belum diketahui pasti. Namun, ada dugaan bahwa CB Insights tidak memasukkan jejeran startup unikorn tersebut karena valuasi yang berubah,” katanya, Senin (6/9/2021) seperti dilansir Bisnis.com.

Baca Juga: Liburan Asyik di Nava Hotel Tawangmangu, Bisa Nonton Layar Tancap Hlo

Valuasi yang dimaksudkan adalah nilai ekonomi dari startup tersebut alami kenaikan sehingga menjadi level dekakorn, atau justru menurun Sebelumnya ada tujuh entitas startup Indonesia yang bertengger di CB Insights.

Kini hanya ada tiga startup yang tersisa yaitu J&T Express, OVO, dan Traveloka. Namun, Tesar lebih beranggapan jika keluarnya Gojek, Bukalapak, dan Tokopedia dari daftar unikorn CB Insights karena perusahaan rintisan tersebut telah naik kelas.

Menurutnya startup tersebut kini telah berubah status menjadi dekakorn. Apalagi, jika melihat data dari CB Insight Juli 2021, Gojek telah mencetak valuasi US$10 miliar, kemudian Tokopedia US$7 miliar, dan Bukalapak US$3,5 miliar bukan tidak mungkin levelnya naik.

Dia berpendapat hilangnya startup unikorn dari daftar CB Insights tidak akan memengaruhi posisi industri startup Indonesia di mata internasional. Baik dari sisi minat investasi atau kinerja ke depan tidak akan terganggu.

Baca Juga: Jumlah Investor BEI Melesat, Sebagian Besar Generasi Milenial dan Gen Z

Loyal Terhadap Karya Anak Bangsa

Di sisi lain, belum lama ini konsumen Indonesia terbukti lebih loyal terhadap e-commerce karya anak bangsa. Hal tersebut terungkap dari hasil survei digital Jakpat Special Report e-Commerce 1st Semester of 2021.

Dalam survei yang melibatkan 1.054 responden di 25 provinsi itu, berdasarkan parameter Net Promotor Score (NPS), posisi Tokopedia di atas kompetitornya seperti Bukalapak, Lazada, JDID, Blibli dan juga Shopee. Selama periode semester I-2021, angka NPS Tokopedia sebesar 49 persen dari 567 responden.

Hal ini menggambarkan bahwa sekitar 49 persen pengguna ecommerce karya anak bangsa ini memberikan rekomendasi ke konsumen lainnya. Posisi kedua adalah Shopee dengan NPS 42 persen, Lazada 32 persen, Bukalapak 32 persen dan JD.ID dengan angka NPS yang sama yaitu 32 persen.

Yang menarik, sekitar 9 persen dari 837 responden Sophee tidak merekomendasikan untuk menggunakan platform e-Commerce ini. Dengan parameter yang sama, hanya 5 persen responden yang tidak merekomendasikan Tokopedia. NPS merupakan salah satu tolak ukur utama bagi bisnis e-Commerce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya