SOLOPOS.COM - Proses pembungkusan Jemunak, takjil Ramadan khas Gunungpring Muntilan Kabupaten Magelang. (Beritamagelangid)

Solopos.com, MAGELANG -- Beragam kuliner khas untuk menemani buka puasa bermunculan di Kabupaten Magelang. Masih dengan cita rasa yang manis, kuliner satu ini wajib dicoba sebagai penganan takjil.

Penganan ini bernama Jemunak dan makanan tradisional khas Gunungpring Muntilan Kabupaten Magelang, ini cuma bisa dijumpai saat Ramadan.Mengutip beritamagelang.id, Selasa (20/4/2021), salah satu pembuat jemunak, Ponisih, 53, mengatakan sudah membikin jemunak 20 tahun lebih.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dari awal bikin di Dusun Karaharjan Gunungpring Muntilan. Jemunak itu makanan khas Bulan Puasa. Bahannya dari ketela pohon, ketan, gula Jawa, kelapa, daun pisang," terangnya.

Baca Juga : Gurihnya Peyek Petho Paremono Magelang Sudah Sampai Belanda

Cara pembuatan Jemunak ini adalah memasak ketan dahulu sampai setengah matang, sembari parut singkong. Lalu keduanya dikukus dijadikan satu dan ketika sudah matang ditumbuk. Setelah ditumbuk, adonan itu akan ditaburi parutan kelapa yang sudah dikukus serta gula Jawa yang sudah dicairkan. Lalu dibungkus daun pisang.

"Nanti diambil bakul-bakul ke sini, dijual di sekitar Gunungpring, selain di Gunungpring enggak ada. Mungkin ada, tapi enggak begitu laku. Ya memang ciri khasnya Gunungpring," imbuh Ponisih.

Dalam sehari, Ponisih mengaku bisa membuat sampai 30 kg adonan Jemunak. Harganya dia jual Rp2.000 per bungkus. Untuk membuat Jemunak, Ponisih dibantu dua orang, adik dan anaknya. Mereka meneruskan usaha dari orangtua Ponisih, yakni Mbah Mul, 86.

Baca Juga : Padi Jangir, Satu Lagi Varietas Unggulan Kabupaten Magelang

Ponisih menjelaskan untuk memarut singkong memang mempertahankan menggunakan tangan. "Pakai mesin parut dulu pernah, tapi hasilnya singkong sama ketannya ndak luket [tercampur sempurna]," ujar anak kedua dari 9 bersaudara ini.

Selain itu, masaknya juga harus pakai tungku kayu bakar, jika pakai kompor gas, rasa Jemunak jadi kurang enak. Ponisih mengaku Sultan dari Keraton Yogyakarta pernah memesan Jemunak padanya.

"Waktu itu ada acara kuliner di Gunungpring, ada utusan dari Jogja, selang berapa hari itu kok minta [dibuatkan]. Lupa [pesan] berapa tapi sepertinya cuma untuk konsumsi pribadi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya